Menu

Mode Gelap
Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

News

Terkena Kutu, Siswa di Jerman Dilarang Hadir di Sekolah hingga Sembuh

badge-check


					Terkena Kutu, Siswa di Jerman Dilarang Hadir di Sekolah hingga Sembuh Perbesar

Berlin – Seorang siswa sekolah dasar di kota Berlin dilarang mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah ditemukan mengalami infestasi kutu rambut. Keputusan ini diambil merujuk pada Undang-Undang Perlindungan terhadap Infeksi Jerman atau Infektionsschutzgesetz (IFSG), yang mengatur ketat upaya pencegahan penyebaran penyakit menular di lingkungan sekolah. Guru yang mendeteksi gejala tersebut segera melaporkan kepada pihak sekolah, yang kemudian mengambil langkah sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Berdasarkan Pasal 34 IFSG, anak-anak yang menderita penyakit menular, termasuk infestasi kutu, tidak diperbolehkan masuk sekolah hingga dapat dibuktikan bahwa mereka tidak lagi menularkan penyakit tersebut. Dalam kasus ini, orang tua diminta membawa anak ke dokter atau apotek untuk mendapatkan perawatan medis yang sesuai. Setelah menjalani pengobatan, anak diperbolehkan kembali ke sekolah dengan syarat menunjukkan surat keterangan dari tenaga medis atau apoteker. Surat tersebut harus menyatakan bahwa anak telah bebas dari kutu dan tidak lagi berisiko menularkan kepada orang lain.

Infestasi kutu rambut dianggap sebagai salah satu gangguan kesehatan umum di kalangan anak-anak usia sekolah dasar. Penularannya terjadi dengan cepat melalui kontak langsung maupun berbagi barang pribadi. Meski tidak membahayakan secara serius, kutu bisa menyebabkan rasa gatal ekstrem, iritasi kulit, hingga gangguan konsentrasi belajar. Karena itu, pemerintah Jerman menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat, agar tidak berkembang menjadi wabah yang meluas. Sekolah-sekolah juga diberikan pedoman khusus untuk melakukan pemeriksaan rutin dan edukasi kepada siswa serta orang tua.

Meski kebijakan tersebut menuai pro dan kontra, terutama terkait kekhawatiran akan munculnya stigma sosial terhadap anak yang terinfeksi, pihak sekolah dan otoritas kesehatan menegaskan bahwa pendekatan yang diambil bersifat preventif dan non-diskriminatif. Beberapa organisasi perlindungan anak bahkan mengingatkan pentingnya komunikasi yang sensitif dari pihak sekolah kepada orang tua dan siswa. Pemerintah daerah menyediakan fasilitas layanan kesehatan masyarakat serta informasi seputar pencegahan kutu rambut. Dengan dukungan yang memadai, orang tua dapat menangani masalah ini tanpa rasa malu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap

18 Juni 2025 - 07:00 WIB

Dua pelaku penembakan WN Australia di vila Bali ditangkap polisi, satu baru tiba dari luar negeri, kasus ditangani intensif oleh Polda Bali.

WhatsApp Tampilkan Iklan, Tak Ganggu Obrolan Pribadi

17 Juni 2025 - 09:55 WIB

WhatsApp mulai tampilkan iklan di tab Updates. Obrolan pribadi tetap terenkripsi dan tak digunakan untuk penargetan iklan.

Camat Rogojampi Monev Realisasi DD-ADD Desa Gladag dan Capaian Pemasukan PBB-P2 Tahun 2025

16 Juni 2025 - 15:30 WIB

Penembakan WNA Australia di Bali, Satu Tewas

15 Juni 2025 - 09:47 WIB

Polisi buru dua pelaku penembakan di vila Bali yang tewaskan WNA Australia ZR dan lukai SG. Satu pelaku kenakan jaket ojek online.

Menpora: Hadiah Rolex Prabowo untuk Timnas Bersifat Pribadi

13 Juni 2025 - 15:05 WIB

Menpora Dito tegaskan hadiah Rolex dari Prabowo untuk Timnas Indonesia bersifat pribadi, tidak menunjukkan diskriminasi antarcabang olahraga.
Trending di News