Winnipeg – Otoritas Kanada menyatakan penanganan kebakaran hutan yang terus meluas di provinsi Saskatchewan dan Manitoba akan bertambah sulit beberapa hari ke depan. Cuaca panas dan kering yang diperkirakan akan terjadi akhir pekan ini semakin memperburuk situasi.
Ribuan warga telah dievakuasi dari kedua provinsi tersebut, yang berada di wilayah padang rumput tengah Kanada. Pekan ini, baik Saskatchewan maupun Manitoba telah menetapkan status darurat akibat besarnya kebakaran yang melanda wilayah mereka.
Di Manitoba, kota Flin Flon telah dikosongkan. Hanya petugas pemadam kebakaran dan staf pendukung yang masih berada di lokasi, menghadapi kobaran api yang mengancam permukiman.
“Ini hari yang berat lagi di Manitoba,” kata Pemimpin Manitoba, Wab Kinew, Jumat (30/5/2025). Ia menggambarkan upaya pemadaman dengan pesawat pengebom air yang terbang rendah dan helikopter yang menjatuhkan ember berisi air ke titik api.
Namun, asap tebal yang menyelimuti udara menjadi tantangan tersendiri dalam proses evakuasi. “Semua asap di udara membuat evakuasi jauh lebih sulit,” tambah Kinew.
Ribuan warga dari wilayah utara Manitoba kini mengungsi ke ibu kota provinsi, Winnipeg. Banyak di antara mereka mengalami kelelahan dan stres setelah menempuh perjalanan panjang.
“Provinsi kami di Kanada ini luas. Banyak pengungsi harus menempuh perjalanan semalam, naik pesawat berjam-jam, lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat,” ujarnya.
Asap Menyebar hingga Chicago
Dampak kebakaran ini tidak hanya terasa di Kanada. Asap tebal telah memicu peringatan kualitas udara hingga ke Chicago, Amerika Serikat. Para ahli prakiraan cuaca menyebutkan, bau asap bahkan bisa tercium pada Jumat malam di kota tersebut.
Peringatan kualitas udara juga berlaku di beberapa wilayah di Midwest AS, termasuk Michigan, Minnesota, dan Wisconsin, dengan total populasi terdampak mencapai sekitar 22 juta orang.
Otoritas Michigan menyatakan kondisi udara dapat “berbahaya bagi kelompok sensitif”, dan bahkan bisa mencapai tingkat “tidak sehat” dalam waktu singkat. Di Minnesota utara, warga telah menerima peringatan bahwa kualitas udara bisa memburuk hingga tidak aman bagi seluruh kelompok masyarakat.
Kondisi Ekstrem di Saskatchewan
Di Saskatchewan, sebanyak 15 titik api terpantau aktif pada Jumat. Tujuh di antaranya belum terkendali. Badan Pemadam Kebakaran Antaragen Kanada (CIFFC) mengklasifikasikan kondisi di wilayah ini sebagai ekstrem.
Pihak berwenang telah mengevakuasi 16 komunitas. Militer Kanada dikerahkan untuk membantu evakuasi masyarakat adat First Nations di komunitas Pukatawagan pada Kamis malam.
Untuk memperkuat barisan petugas, sekitar 125 pemadam kebakaran dari Amerika Serikat dan tim internasional lainnya dikirim ke Kanada.
Cuaca Tak Bersahabat
Ahli meteorologi dari Environment and Climate Change Canada, Danielle Desjardins, menyebutkan cuaca di akhir pekan ini belum membawa harapan. Suhu tinggi dan kelembapan rendah masih akan bertahan. Meski ada potensi datangnya front dingin di Saskatchewan, jalur hujan diperkirakan tidak menyentuh area terdampak kebakaran.
“Masalahnya, front dingin ini juga membawa angin kencang,” kata Desjardins. Kombinasi antara angin, panas, dan kekeringan menciptakan kondisi ideal untuk penyebaran api.
Ia menyebutkan, Saskatchewan mengalami kekeringan ekstrem sejak Maret, dengan suhu yang tidak biasa pada bulan Mei, bahkan mencapai lebih dari 30 derajat Celsius.
Dampak Jangka Panjang dan Isu Perubahan Iklim
Sejumlah pihak khawatir asap kebakaran dapat berdampak pada perhelatan KTT G7 yang akan berlangsung pertengahan Juni di Alberta. Saat ini, provinsi tersebut juga menghadapi 50 kebakaran, tujuh di antaranya berkategori membahayakan infrastruktur atau warga.
Tahun lalu, Kanada mencatat musim kebakaran terburuk dalam sejarah, dengan lebih dari 17 juta hektar lahan terbakar — dua kali lipat rekor sebelumnya. Meski saat itu provinsi Alberta, British Columbia, dan Quebec paling terdampak, tahun ini Saskatchewan dan Manitoba menjadi pusat perhatian.
Para ilmuwan menekankan bahwa meskipun sulit mengetahui penyebab pasti kebakaran, perubahan iklim memperbesar kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem yang memicu kebakaran hebat.