Menu

Mode Gelap
Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

Internasional

Menhan AS: Ancaman China terhadap Taiwan Bisa Terjadi dalam Waktu Dekat

badge-check


					Pete Hegseth saat menyampaikan pidatonya pada forum keamanan regional Shangri-La Dialogue di Singapura. Sabtu, 31 Mei 2025. Perbesar

Pete Hegseth saat menyampaikan pidatonya pada forum keamanan regional Shangri-La Dialogue di Singapura. Sabtu, 31 Mei 2025.

Singapura – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth memperingatkan bahwa ancaman China terhadap Taiwan semakin nyata dan bisa terjadi dalam waktu dekat. Dalam pidatonya pada forum keamanan regional Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (31/5/2025), Hegseth menyerukan negara-negara Asia untuk meningkatkan belanja pertahanan dan mempererat kerja sama dengan AS demi mencegah konflik di kawasan Indo-Pasifik.

“China sedang mempersiapkan diri secara kredibel untuk menggunakan kekuatan militer demi mengubah keseimbangan kekuasaan di Asia,” ujar Hegseth. Ia mengutip tahun 2027 sebagai target yang diyakini ditetapkan Presiden Xi Jinping bagi kesiapan militer China untuk menyerang Taiwan, meskipun Beijing belum pernah mengonfirmasi hal tersebut.

Hegseth menekankan bahwa setiap upaya untuk merebut Taiwan secara paksa akan membawa konsekuensi menghancurkan, tidak hanya bagi kawasan Indo-Pasifik tetapi juga dunia. “Ancaman dari China itu nyata. Dan bisa saja segera terjadi. Kami harap tidak, namun potensi itu ada,” tegasnya.

Meski demikian, Hegseth menegaskan bahwa AS tidak mencari konflik atau dominasi atas China. “Kami tidak ingin mencekik atau memprovokasi China. Tapi kami juga tidak akan membiarkan diri kami atau mitra kami didominasi,” katanya. Ia menegaskan AS tidak akan hengkang dari kawasan strategis Asia.

Respons Keras dari China

Pihak China segera membalas dengan keras Pidato Hegseth itu. Melalui unggahan di akun resmi Kedutaan Besar China di Singapura, pernyataan Menhan AS dinilai “penuh provokasi dan hasutan”. China menuduh AS sebagai “pengacau terbesar” bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Amerika Serikat terus menyebarkan ‘ancaman China’ demi agenda geopolitiknya sendiri,” tulis kedutaan tersebut. China juga menuding AS menempatkan senjata ofensif di Laut China Selatan dan melakukan pengintaian di wilayah yang diklaim Beijing.

Pernyataan ini disampaikan di tengah minimnya kehadiran resmi China dalam Shangri-La Dialogue tahun ini. Berbeda dengan AS yang mengirim delegasi besar, China hanya diwakili oleh pejabat tingkat rendah dan membatalkan pidato utamanya tanpa penjelasan resmi.

Dorongan untuk Naikkan Anggaran Pertahanan

Dalam pidatonya, Hegseth juga mengajak negara-negara Asia untuk tidak bergantung sepenuhnya pada AS dalam bidang pertahanan. Ia menyarankan agar negara-negara sekutu menjadi “mitra, bukan penerima bantuan”.

“Deterrence tidak datang dengan murah,” ujarnya. Ia menunjuk Eropa yang mulai meningkatkan anggaran pertahanan mereka sebagai contoh. Hegseth menyarankan agar sekutu AS di Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, segera memperkuat pertahanannya menghadapi ancaman dari China maupun Korea Utara.

AS juga mempromosikan kerja sama industri pertahanan baru di kawasan, termasuk pembangunan pusat perbaikan radar di Australia dan produksi drone taktis bersama di Asia.

Waspadai Pengaruh Ekonomi China

Hegseth juga memperingatkan negara-negara Asia agar berhati-hati terhadap ketergantungan ekonomi pada China. “Beijing akan menggunakan hubungan ekonomi sebagai pengaruh untuk memperluas pengaruh buruknya,” ujarnya.

Pernyataan ini selaras dengan pendekatan Presiden Donald Trump yang mengedepankan prinsip “akal sehat” dalam diplomasi. Hegseth mengatakan AS tidak akan mendikte kebijakan ideologis negara lain, serta menolak pendekatan moralistik seperti kampanye iklim atau nilai-nilai budaya.

Namun, pendekatan itu mendapat kritik oleh sejumlah anggota delegasi AS sendiri. Senator Tammy Duckworth dari Partai Demokrat menyebut pesan Hegseth sebagai “patronizing” dan tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika. “Kami berdiri atas hak asasi manusia dan tatanan hukum internasional. Itulah yang akan terus kami perjuangkan,” ujarnya.

Reaksi Asia Campur Aduk

Sejumlah pejabat Asia, menurut anggota delegasi AS lainnya, menyambut baik pesan tegas terhadap China. Namun para analis menilai bahwa respons Asia terhadap ancaman dari Beijing berbeda dari Eropa terhadap Rusia.

“Sebagian besar negara Asia tidak melihat China sebagai ancaman dalam skala yang sama seperti Eropa memandang Rusia,” kata William Choong, peneliti senior dari ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Sementara itu, Ian Chong dari Carnegie China mengatakan bahwa tuntutan AS agar sekutunya meningkatkan anggaran pertahanan bukan hal baru, namun kini lebih tegas di bawah pemerintahan Trump. “Pertanyaannya bukan apakah mereka mendengar, tapi seberapa jauh mereka akan menuruti,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Brad Lander, Calon Wali Kota New York ditangkap Petugas Imigrasi

18 Juni 2025 - 11:03 WIB

Calon wali kota New York dari Partai Demokrat, Brad Lander, ditangkap petugas imigrasi AS. Gubernur New York turun tangan.

Serangan Besar Rusia Guncang Kyiv, 15 Tewas Ratusan Terluka

18 Juni 2025 - 10:18 WIB

Serangan besar Rusia hantam Kyiv, tewaskan 15 warga termasuk WN AS, ratusan luka. Gedung apartemen hancur.

Hadapi Ancaman China, Taiwan Jalin Kerja Sama dengan Pemasok Drone Ukraina

18 Juni 2025 - 09:12 WIB

Taiwan jalin kerja sama dengan Auterion, pengembang software drone dari AS dan Jerman, untuk perkuat pertahanan dari ancaman China.

Tank Israel Tewaskan 51 Warga Gaza yang Antri Bantuan

18 Juni 2025 - 08:00 WIB

Tank Israel tembak kerumunan warga yang antri bantuan di Gaza selatan. Sedikitnya 51 orang tewas, puluhan luka-luka.

Kronologi Penembakan Politikus Demokrat, Pelaku Nyamar Jadi Polisi

17 Juni 2025 - 12:06 WIB

Penembakan politikus Partai Demokrat di Minnesota tewaskan Melissa Hortman dan suaminya, Senator John Hoffman dan istri terluka parah.
Trending di Internasional