Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Presiden Kenya Perintahkan Polisi Tembak Kaki Demonstran

badge-check


					Presiden Kenya, William Ruto. (foto: thesunweekly) Perbesar

Presiden Kenya, William Ruto. (foto: thesunweekly)

Nairobi, Kenya – Presiden Kenya, William Ruto, perintahkan polisi untuk tembak kaki demonstran yang rusuh, dengan tujuan melumpuhkan mereka tanpa mengakibatkan kematian. Perintah ini muncul di tengah gelombang protes anti-pemerintah yang telah menewaskan 31 orang pada hari Senin, menurut laporan Komnas HAM Kenya.

“Siapa pun yang tertangkap membakar tempat usaha atau properti orang lain harus ditembak di kaki, dirawat di rumah sakit, dan kemudian dibawa ke pengadilan. Jangan bunuh mereka, tetapi pastikan kaki mereka patah,” tegas Ruto dalam pernyataannya. Ia juga memperingatkan para rival politiknya untuk tidak mendukung dan menggunakan protes kekerasan serta cara-cara “tidak sah” untuk menggulingkannya dari kekuasaan.

Menurut Komnas HAM Kenya (KNCHR), selain 31 orang meninggal, lebih dari 100 orang terluka. Lebih lanjut, sekitar 532 orang telah ditangkap dalam protes yang melanda ibukota Nairobi dan kota-kota besar lainnya. Sementara itu, kepolisian Kenya melaporkan bahwa 11 orang telah meninggal.

PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas pembunuhan tersebut dan mengkritik kepolisian Kenya yang menggunakan “amunisi mematikan” terhadap para pengunjuk rasa. Namun, dalam pidato pada hari Rabu, Ruto membela tindakan kepolisian, menyatakan bahwa serangan terhadap aparat keamanan merupakan “deklarasi perang” terhadap negara.

Ancaman dan Peringatan untuk Oposisi

“Kenya tidak bisa dan tidak akan diperintah melalui ancaman, teror, atau kekacauan. Tidak di bawah pengawasanku,” ujar Ruto, berjanji untuk menangani dengan tegas mereka yang terlibat dalam protes.

Ruto menekankan bahwa perubahan pemerintahan hanya dapat terjadi melalui pemilihan umum dan bukan melalui protes. Dia juga mengajak para lawan politiknya untuk menunggu pemilu 2027. “Negara ini tidak akan dihancurkan oleh segelintir orang yang tidak sabar dan ingin perubahan pemerintahan dengan cara yang tidak konstitusional. Itu tidak akan terjadi,” tambahnya.

Mantan Wakil Presiden Rigathi Gachagua membantah klaim bahwa oposisi berencana menggulingkan Ruto. “Tidak ada yang ingin Anda keluar dari pemerintahan secara tidak konstitusional. Kami ingin menghadapi Anda di pemungutan suara pada Agustus 2027, jadi santai saja,” kata Gachagua.

Situasi Tak Terkendali di Lapangan

Aksi unjuk rasa pada hari Senin (7/7/2025) sebenarnya bertujuan untuk memperingati perjuangan Kenya untuk demokrasi. Tetapi kemudian berubah menjadi bentrokan mematikan. Banyak pengunjuk rasa meneriakkan “Ruto harus pergi” dan “wantam”, yang berarti “satu masa jabatan”, sebagai seruan populer yang menuntut Presiden Ruto mundur.

Dalam pernyataan yang terbit pada Selasa malam, KNCHR menyatakan bahwa lonjakan tajam jumlah korban jiwa sangat “mengkhawatirkan”. “KNCHR mengecam keras semua pelanggaran hak asasi manusia dan mendesak akuntabilitas dari semua pihak yang bertanggung jawab, termasuk polisi, warga sipil, dan semua pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.

Komisi tersebut juga mendokumentasikan banyaknya perampokan dan penghancuran properti publik dan swasta oleh individu yang tidak dikenal. Di antara mereka yang tewas adalah seorang pelajar berusia 12 tahun. Iaterkena peluru nyasar saat berada di rumahnya di Kiambu, pinggiran ibukota.

Setidaknya dua rumah sakit mengalami kerusakan setelah penyerang yang tidak dikenal menyerbu fasilitas tersebut, mencuri peralatan medis dan mengganggu staf. Kelompok agama dan hak asasi manusia telah mendesak penyelidikan yang cepat dan independen terhadap pembunuhan, penghancuran properti, dan penangkapan sewenang-wenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional