LONDON, 3 September 2025 – Sting digugat oleh dua mantan rekan bandnya di The Police, Andy Summers (gitaris) dan Stewart Copeland (drummer), terkait royalti atas sejumlah lagu yang mereka rekam bersama pada periode 1977–1984.
Gugatan perdata tersebut diajukan ke Pengadilan Tinggi Inggris. Summers dan Copeland menuding telah menerima pembayaran di bawah hak mereka untuk kontribusi pada lagu-lagu ikonik seperti Roxanne dan Every Breath You Take.
Keduanya berpegang pada kesepakatan lisan yang disebut terjadi pada 1977, di mana setiap penulis lagu di band berbagi sebagian pendapatan dengan anggota lain, yang kemudian diformalisasi dalam kontrak tertulis. Namun, Sting menolak klaim itu. Dalam dokumen pengadilan, tim kuasa hukum Sting menyebut tuduhan tersebut “tidak sah.”
Sejarah Gelap The Police
The Police terbentuk pada 1977 dan segera menanjak menjadi salah satu band tersukses Inggris.
Lagu Every Breath You Take dari album Synchronicity (1983) berhasil mencapai posisi nomor satu di Amerika Serikat. Lagu ini kemudian dinobatkan sebagai karya yang paling sering diputar di radio sepanjang masa.
Meski demikian, perjalanan band ini tidak lepas dari konflik. The Police bubar pada 1984 karena ketegangan pribadi maupun masalah musikal. Copeland bahkan pernah mengaku kepada The Guardian bahwa proses rekaman album Synchronicity penuh pertengkaran fisik dan emosional.
Sting, yang bernama asli Gordon Sumner, juga pernah mengatakan bahwa ia merasa terbebani oleh kewajiban mengakomodasi lagu-lagu rekan bandnya yang dinilainya kurang kuat.
Perdebatan Kontrak dan Royalti
Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa sejak 1977 telah ada kesepakatan internal di antara para anggota. Dalam kesepakatan itu, penulis lagu utama wajib membagi sekitar 15 persen pendapatannya kepada dua anggota lainnya sebagai “arrangers’ fee.” Kesepakatan itu diformalisasi pada 1981 dan direvisi pada 1995 serta 2016.
Perselisihan kini berfokus pada kategori royalti yang seharusnya dibagikan. Summers dan Copeland menilai mereka berhak atas royalti performa (ketika lagu diputar di radio, konser, atau layanan streaming) dan royalti mekanikal (ketika lagu dicetak atau diunduh). Sting menegaskan kesepakatan hanya mencakup royalti mekanikal.
Tim kuasa hukum Sting juga menambahkan bahwa dalam perjanjian 2016, seluruh anggota sepakat tidak akan menuntut klaim baru maupun lama. Namun, Summers dan Copeland bersikukuh bahwa perjanjian tersebut tidak menutup hak mereka untuk menafsirkan kembali ketentuan royalti.
Mereka mengklaim kehilangan pendapatan sekitar £1,5 juta (setara Rp29 miliar). Sebaliknya, pihak Sting menyatakan justru ada kemungkinan Summers dan Copeland yang berutang karena menerima kelebihan pembayaran.
Pada 2022, Sting menjual katalog lagu solonya serta karya bersama The Police kepada Universal Music Group dengan nilai sekitar 200 juta dollar AS (Rp2,9 triliun).












