Menu

Mode Gelap
Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri 5 Negara Jatuhkan Sanksi ke Dua Menteri Israel

Internasional

AS Kerahkan 700 Marinir ke Los Angeles, Demo Makin Memanas

badge-check


					Massa unjuk rasa menentang penahanan presiden serikat SEIU California dan SEIU-USWW, David Huerta, saat razia imigrasi federal, di pusat kota Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 9 Juni 2025. (foto: REUTERS/David Ryder) Perbesar

Massa unjuk rasa menentang penahanan presiden serikat SEIU California dan SEIU-USWW, David Huerta, saat razia imigrasi federal, di pusat kota Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 9 Juni 2025. (foto: REUTERS/David Ryder)

Los Angeles – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengerahkan sekitar 700 personel Marinir ke Los Angeles pada Senin (9/6/2025) waktu setempat. Pengiriman ini bersifat sementara hingga pasukan Garda Nasional tiba, menyusul memuncaknya protes atas kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.

Langkah ini menandai eskalasi terbaru dalam respons pemerintahan Trump terhadap unjuk rasa yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Demonstrasi dipicu oleh serangkaian penggerebekan imigrasi di wilayah California Selatan pada akhir pekan lalu.

Pengerahan Marinir diumumkan di tengah ketegangan yang terus meningkat. Pada Senin malam, ratusan demonstran berkumpul di depan pusat penahanan federal di pusat kota Los Angeles. Polisi mulai membubarkan massa dengan menembakkan gas dan peluru karet setelah sebagian demonstran melemparkan benda ke arah petugas.

“Penggunaan amunisi tidak mematikan telah disahkan karena adanya ancaman terhadap keselamatan petugas,” demikian pernyataan Kepolisian Los Angeles melalui akun resmi X (dulu Twitter).

Gugatan dari Negara Bagian

Pemerintah Negara Bagian California langsung menggugat kebijakan pengerahan militer ini. Mereka menilai langkah tersebut melanggar hukum federal dan kedaulatan negara bagian.

Secara historis, pengerahan Marinir di dalam negeri AS sangat jarang terjadi dan biasanya hanya untuk situasi bencana besar, seperti saat Badai Katrina atau serangan 11 September 2001. Namun, kali ini pasukan dikerahkan untuk menanggapi aksi sipil.

Pentagon memastikan jumlah pasukan Garda Nasional yang sebelumnya 2.000 orang kini dilipatgandakan menjadi 4.000. Namun, hingga saat ini, Gedung Putih belum memberlakukan Undang-Undang Pemberontakan (Insurrection Act), yang akan memberikan wewenang kepada militer untuk menjalankan fungsi penegakan hukum secara langsung.

Presiden Trump mengatakan peningkatan kekuatan diperlukan untuk mencegah kekacauan meluas. Ia bahkan mendukung usulan penangkapan Gubernur California Gavin Newsom yang dinilai menghalangi upaya deportasi imigran. “Saya akan melakukannya jika saya jadi Tom (Homan, penanggung jawab perbatasan),” ujar Trump.

Protes Meluas

Unjuk rasa telah meluas ke sembilan kota lainnya, termasuk New York, Philadelphia, dan San Francisco. Di Los Angeles, beberapa kendaraan otonom milik perusahaan teknologi Waymo dilaporkan dibakar pada Minggu malam. Polisi mencatat beberapa petugas dan kuda polisi mengalami luka ringan selama dua hari terakhir.

“Yang terjadi hari ini berdampak pada setiap orang Amerika yang ingin hidup bebas, tak peduli sudah berapa lama keluarganya tinggal di sini,” kata Marzita Cerrato (42), imigran generasi pertama dari Meksiko dan Honduras.

Sementara itu, kelompok pendukung Trump sempat menjadi sasaran kekerasan dari sebagian demonstran. Beberapa orang melempar telur dan bahkan menembakkan peluru cat ke arah gedung federal.

Trump berulang kali menuduh kebijakan imigrasi Presiden Biden terlalu longgar. Ia berjanji akan mengusir imigran ilegal dalam jumlah besar dan menutup perbatasan AS-Meksiko, dengan target 3.000 penangkapan per hari.

Ingatan 1992

Pengerahan militer dalam konteks kerusuhan sipil mengingatkan publik pada peristiwa tahun 1992, saat Gubernur California meminta bantuan federal untuk merespons kerusuhan besar setelah pemukulan terhadap Rodney King oleh polisi. Lebih dari 50 orang tewas dan kerusakan ditaksir mencapai satu miliar dolar AS kala itu.

Secara hukum, presiden hanya dapat mengerahkan pasukan federal dalam kondisi pemberontakan, invasi, atau jika hukum tak bisa ditegakkan oleh aparat biasa. Namun, keputusan Trump kali ini dinilai banyak pihak sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Israel dan Iran Saling Balas Serangan Udara, Trump Desak Warga Tinggalkan Teheran

17 Juni 2025 - 11:00 WIB

Trump minta warga tinggalkan Teheran usai lima hari serangan antara Iran dan Israel. Negosiasi damai tertunda, korban sipil terus bertambah.

Museum Louvre Paris Tutup Akibat Mogok Kerja

17 Juni 2025 - 10:05 WIB

Museum Louvre di Paris tutup mendadak akibat mogok kerja staf, memprotes lonjakan wisatawan dan kondisi kerja buruk.

Demo Warga Eropa Tolak Pariwisata: “Liburanmu, Deritaku”

16 Juni 2025 - 12:05 WIB

Ribuan warga Eropa di Spanyol, Italia, dan Portugal melakukan demo turun ke jalan tolak pariwisata massal yang dinilai merugikan warga lokal.

Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru

16 Juni 2025 - 11:10 WIB

Amerika Serikat ancam terbitkan travel ban baru bagi warga 36 negara. Kebijakan ini mencakup negara-negara dari Afrika, Asia, dan Pasifik.

Penumpang Air India Selamat karena Terlambat ke Bandara

14 Juni 2025 - 13:22 WIB

Bhoomi Chauhan, penumpang Air India selamat dari kecelakaan karena terlambat 10 menit ke bandara. Keajaiban yang menyelamatkan nyawanya.
Trending di Internasional