Banyuwangi – Di lereng pegunungan Ijen tepatnya di Jalan Raya Pakel Licin, Banyuwangi, terdapat sebuah tempat makan sederhana namun penuh daya tarik, Warung Mbak Nanik.
Berada di dekat lembah dengan pemandangan hijau yang menawan, warung ini menjadi tujuan favorit bagi mereka yang ingin melepas penat dan menikmati sajian khas dengan suasana damai.
Tak hanya menawarkan makanan lezat, warung ini juga menyuguhkan pengalaman syahdu yang sulit dilupakan.
Betutu yang Menggoda Selera
Daya tarik utama Warung Mbak Nanik terletak pada menu betutu khas yang selalu menjadi incaran pengunjung. Hidangan ini tersedia dalam pilihan ayam dan bebek, dimasak perlahan dengan bumbu rempah khas yang meresap sempurna hingga ke bagian terdalam daging.
Setiap suapan betutu di sini seperti membawa nostalgia akan masakan tradisional desa yang otentik.“Bumbunya meresap dan dagingnya empuk banget. Di sini beda rasanya,” ujar seorang pengunjung asal Surabaya yang rutin mampir ke warung ini setiap kali berkunjung ke Banyuwangi.
Betutu di Warung Mbak Nanik disajikan dengan nasi hangat, sambal matah yang pedas segar, dan lalapan segar, menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah.
Kopi Hangat di Tengah Udara Sejuk
Setelah menyantap betutu, tak lengkap rasanya jika tidak menyeruput secangkir kopi hangat. Kopi khas Warung Mbak Nanik diseduh dari biji kopi lokal pilihan yang menghasilkan rasa kuat dan aroma yang memikat. Pengunjung bisa memilih berbagai varian, mulai dari kopi tubruk tradisional hingga kopi susu manis yang lembut.
Di meja-meja yang ditempatkan dekat jendela atau teras, pengunjung bisa menikmati kopi sambil memandang lembah hijau yang menyejukkan mata.
Udara sejuk dari perbukitan dan suara alam menjadi pelengkap sempurna untuk menciptakan suasana santai yang jarang ditemukan di tempat lain.Tak sedikit pengunjung yang betah duduk berlama-lama di sini, mengobrol santai atau sekadar menikmati waktu sendiri.
Batik Khas Banyuwangi sebagai Cinderamata
Warung Mbak Nanik bukan hanya surga kuliner, tetapi juga tempat yang memperkenalkan budaya lokal Banyuwangi. Di sudut warung, pengunjung akan menemukan koleksi batik khas Banyuwangi dengan berbagai motif menarik, seperti Gajah Oling, Paras Gempal, dan Sekar Jagad.
Batik-batik ini bukan hanya sekadar pajangan, tetapi juga bisa dibeli sebagai oleh-oleh.“Batik ini kami dapat langsung dari pengrajin lokal di sekitar Pakel Licin dan desa-desa terdekat,” jelas Mbak Nanik, sang pemilik warung.
Menurutnya, menjual batik di warung makan bukan sekadar bisnis, tetapi bagian dari upaya melestarikan budaya dan membantu perekonomian pengrajin lokal.
Suasana Syahdu yang Membuat Betah
Apa yang membuat Warung Mbak Nanik begitu istimewa bukan hanya makanannya, tetapi juga suasananya yang tenang dan syahdu. Berada di dekat lembah dengan pemandangan sawah, pepohonan hijau, dan bukit-bukit kecil, warung ini seperti tempat pelarian sempurna dari hiruk pikuk kota.
Banyak pengunjung yang datang ke sini merasa seperti pulang ke rumah nenek di desa—hangat, sederhana, dan penuh ketenangan.
Beberapa pengunjung bahkan mengaku datang ke sini hanya untuk menikmati suasananya sambil menyeruput secangkir kopi dan menikmati batik-batik yang terpajang rapi.
Kenangan yang Membawa Pulang
Warung Mbak Nanik bukan hanya sekadar tempat makan, melainkan juga tempat menciptakan kenangan. Banyak pengunjung yang datang sekali lalu kembali lagi di lain waktu.
Kehangatan layanan dari Mbak Nanik dan timnya membuat siapa pun merasa diterima layaknya keluarga. Setiap betutu yang disajikan, setiap cangkir kopi yang dihidangkan, dan setiap helai batik yang terpajang memiliki cerita tersendiri.
Di sepanjang perjalanan pulang dari Warung Mbak Nanik, pengunjung tidak hanya membawa perut kenyang atau batik cantik sebagai oleh-oleh, tetapi juga cerita indah yang melekat di hati mereka.
Bagi banyak orang, tempat ini lebih dari sekadar warung makan—ia adalah persinggahan kecil yang membawa ketenangan dalam setiap kunjungan. Syahdu, seperti lembah hijau yang memeluknya.
Penulis: Harun