LONDON, 12 September 2025 – Chelsea tengah menghadapi badai hukum setelah Federasi Sepak Bola Inggris (FA) menjatuhkan 74 dakwaan kepada klub asal London itu, Kamis (11/9). Dakwaan tersebut terkait dugaan pelanggaran aturan menyangkut agen, perantara, serta investasi pihak ketiga dalam perekrutan pemain yang terjadi selama lebih dari satu dekade.
FA dalam pernyataannya menyebut, kasus ini mencakup periode 2009 hingga 2022, dengan fokus utama pada musim 2010/2011 hingga 2015/2016. Saat itu, Chelsea masih berada di bawah kepemilikan Roman Abramovich, miliarder Rusia yang kemudian dipaksa menjual klub pada 2022 setelah dikenai sanksi imbas invasi Rusia ke Ukraina.
“Klub memiliki waktu hingga 19 September untuk memberikan jawaban,” demikian bunyi keterangan resmi FA.
Hasil Audit Internal
Pihak Chelsea menegaskan bahwa dakwaan ini merupakan hasil “self-reporting” atau laporan internal yang mereka ajukan sendiri kepada regulator. Hal itu dilakukan setelah konsorsium Todd Boehly dan Clearlake Capital mengambil alih kepemilikan klub pada Mei 2022.
“Dalam proses uji tuntas sebelum akuisisi, kelompok kepemilikan menemukan adanya kemungkinan laporan keuangan yang tidak lengkap terkait transaksi historis serta potensi pelanggaran aturan FA,” kata Chelsea dalam pernyataan resminya.
“Segera setelah proses pembelian selesai, klub melaporkan hal-hal tersebut kepada seluruh regulator terkait, termasuk FA. Klub juga menunjukkan transparansi tanpa preseden, dengan membuka akses penuh terhadap arsip dan data historis.”
Seorang sumber internal Chelsea menambahkan bahwa mereka sengaja membuka buku laporan keuangan kepada FA agar federasi dapat membuat penilaian yang objektif. Namun, sumber tersebut enggan merinci jenis pembayaran atau dugaan pelanggaran karena masih dalam proses hukum.
Ancaman Hukuman Berat
Jika terbukti bersalah, Chelsea berpotensi menghadapi sanksi berat mulai dari denda, pengurangan poin, hingga larangan transfer pemain. Klub berharap sikap transparansi mereka bisa menjadi pertimbangan FA dalam menentukan vonis.
Kasus ini bukan pertama kalinya Chelsea tersandung masalah regulasi. Pada 2019, FIFA sempat menjatuhkan larangan transfer setelah klub terbukti melanggar aturan terkait perekrutan 29 pemain muda internasional di bawah usia 18 tahun.
Pada Juli 2023, UEFA juga menjatuhkan denda 31 juta euro (Rp 607 miliar) akibat laporan keuangan yang tidak lengkap terkait transaksi antara 2012–2019. Klub kemudian mencapai kesepakatan empat tahun dengan UEFA untuk menghindari sanksi tambahan hingga 60 juta euro.
Tak berhenti di situ, Premier League pada tahun yang sama juga membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran finansial di era Abramovich. Media Inggris The Times melaporkan, investigasi itu mencakup pembayaran bernilai jutaan poundsterling ke luar negeri yang terkait dengan perantara pemain.
Dengan 74 dakwaan baru dari FA, masa depan Chelsea kembali berada di ujung tanduk. Sanksi potensial bisa berdampak besar terhadap kiprah mereka di kompetisi domestik maupun Eropa.












