Menu

Mode Gelap
Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

Internasional

China Ingatkan Negara Mitra Dagang Tidak Ikut Perang Tarif

badge-check


					China Ingatkan Negara Mitra Dagang Tidak Ikut Perang Tarif Perbesar

Beijing – Pemerintah Tiongkok pada Senin (21/4/2025) mengecam kebijakan tarif Amerika Serikat yang dinilai berlebihan dan tidak adil, serta memperingatkan negara-negara lain agar tidak menjadi korban dalam konflik dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Melalui pernyataan resmi Kementerian Perdagangan, Beijing menegaskan akan “menentang dengan tegas” segala bentuk kesepakatan yang dilakukan pihak ketiga yang merugikan kepentingan Tiongkok. Pihaknya juga siap mengambil langkah balasan secara “tegas dan setimpal”.

Pernyataan ini merupakan tanggapan atas laporan media Bloomberg yang menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang menyiapkan tekanan terhadap negara-negara mitra dagang untuk membatasi perdagangan mereka dengan Tiongkok, termasuk melalui sanksi finansial.

Presiden Trump sebelumnya menghentikan penerapan tarif tinggi untuk puluhan negara pada awal April, kecuali terhadap Tiongkok yang dikenai tarif tambahan tertinggi. Tarif AS terhadap produk Tiongkok kini telah meningkat hingga 145 persen, sementara Beijing membalas dengan tarif 125 persen atas barang-barang asal AS.

“Amerika Serikat telah menyalahgunakan instrumen tarif atas seluruh mitra dagangnya dengan dalih ‘kesetaraan’, dan memaksa negara-negara lain untuk bernegosiasi secara sepihak,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Beijing menegaskan bahwa Tiongkok memiliki kapasitas dan kemauan untuk mempertahankan hak dan kepentingannya, serta siap menjalin solidaritas dengan negara-negara lain.

Ketegangan di Tengah Diplomasi Regional

Dalam upaya melawan tekanan dari Washington, Tiongkok berencana menggelar pertemuan informal Dewan Keamanan PBB pekan ini guna menyoroti apa yang disebutnya sebagai “perundungan ekonomi” oleh Amerika Serikat. Beijing menuduh Washington telah menyebarkan ketidakpastian terhadap upaya global membangun perdamaian dan pembangunan.

Sementara itu, beberapa negara Asia Tenggara turut terdampak oleh ketegangan dagang ini. Menteri ekonomi dari Thailand dan Indonesia saat ini berada di AS untuk membahas kemungkinan pelonggaran tarif. Malaysia dijadwalkan menyusul dalam waktu dekat.

Presiden Xi Jinping pekan lalu melakukan kunjungan ke tiga negara Asia Tenggara guna mempererat hubungan dagang di kawasan. Dalam kunjungan tersebut, Xi menyerukan agar mitra dagang menolak pendekatan sepihak dan membangun jaringan perdagangan yang inklusif.

“Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan tarif,” ujar Xi dalam artikel opini yang dimuat media Vietnam, tanpa menyebut Amerika Serikat secara langsung.

Dilema Negara Ketiga

Bo Zhengyuan, analis dari lembaga kebijakan Plenum yang berbasis di Tiongkok, menyebut banyak negara, terutama di Asia Tenggara, enggan memilih sisi dalam konflik ini.

“Jika ketergantungan terhadap Tiongkok dalam investasi, teknologi, dan infrastruktur tinggi, kecil kemungkinan mereka mengikuti tekanan AS,” ujar Bo.

Sementara itu, pasar saham Tiongkok terpantau stabil meski pernyataan keras dikeluarkan pemerintah. Namun investor tetap berhati-hati menyikapi risiko pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

Di sisi lain, AS juga terus menekan dominasi Tiongkok di sektor teknologi dan manufaktur. Pekan lalu, Washington mengenakan biaya tambahan di pelabuhan terhadap kapal buatan Tiongkok, serta membatasi ekspor chip AI yang berdampak pada perusahaan seperti Nvidia, yang mencatat kerugian hingga 5,5 miliar dollar AS akibat kebijakan ini.

Perdagangan ASEAN-AS-Tiongkok

ASEAN, yang menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok, mencatat nilai perdagangan mencapai 234 miliar dollar AS pada kuartal I 2025, menurut data bea cukai Tiongkok. Adapun nilai perdagangan ASEAN dengan Amerika Serikat sepanjang 2024 tercatat sebesar 476,8 miliar dollar AS, menjadikan AS sebagai mitra keempat terbesar blok tersebut.

Namun, enam negara Asia Tenggara kini terkena dampak langsung dari tarif AS, dengan bea tambahan antara 32 hingga 49 persen, yang mengancam stabilitas ekonomi berbasis ekspor di kawasan.

Situasi ini menciptakan dilema tersendiri bagi ASEAN, yang berupaya menyeimbangkan hubungan dagang dengan kedua raksasa ekonomi dunia tersebut di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Brad Lander, Calon Wali Kota New York ditangkap Petugas Imigrasi

18 Juni 2025 - 11:03 WIB

Calon wali kota New York dari Partai Demokrat, Brad Lander, ditangkap petugas imigrasi AS. Gubernur New York turun tangan.

Serangan Besar Rusia Guncang Kyiv, 15 Tewas Ratusan Terluka

18 Juni 2025 - 10:18 WIB

Serangan besar Rusia hantam Kyiv, tewaskan 15 warga termasuk WN AS, ratusan luka. Gedung apartemen hancur.

Hadapi Ancaman China, Taiwan Jalin Kerja Sama dengan Pemasok Drone Ukraina

18 Juni 2025 - 09:12 WIB

Taiwan jalin kerja sama dengan Auterion, pengembang software drone dari AS dan Jerman, untuk perkuat pertahanan dari ancaman China.

Tank Israel Tewaskan 51 Warga Gaza yang Antri Bantuan

18 Juni 2025 - 08:00 WIB

Tank Israel tembak kerumunan warga yang antri bantuan di Gaza selatan. Sedikitnya 51 orang tewas, puluhan luka-luka.

Kronologi Penembakan Politikus Demokrat, Pelaku Nyamar Jadi Polisi

17 Juni 2025 - 12:06 WIB

Penembakan politikus Partai Demokrat di Minnesota tewaskan Melissa Hortman dan suaminya, Senator John Hoffman dan istri terluka parah.
Trending di Internasional