Paris – Petenis Amerika Serikat, Coco Gauff, mencatatkan sejarah baru di Roland Garros setelah menaklukkan petenis peringkat satu dunia, Aryna Sabalenka, dalam final French Open 2025 yang berlangsung di Court Philippe Chatrier, Paris, Sabtu (7/6/2025).
Dalam laga yang berlangsung sengit selama tiga set, Gauff menang 6-7(5), 6-2, 6-4 dan resmi mengangkat trofi Grand Slam keduanya. Gelar ini menjadikannya petenis Amerika pertama yang menjuarai French Open sejak Serena Williams pada 2015 dan yang termuda sejak Williams pada 2002.
“Ini kemenangan yang sangat berarti. Tiga tahun lalu saya meninggalkan tempat ini dengan banyak kekecewaan dan pikiran gelap. Tapi kini, saya kembali dan menang. Itu yang paling penting,” ujar Gauff dalam konferensi pers usai pertandingan.
Bangkit dari Ketertinggalan
Final antara dua petenis teratas dunia itu awalnya menyajikan pertarungan sengit. Sabalenka tampil dominan di awal pertandingan dan merebut set pertama lewat tie-break, 7-6(5). Meski sempat tertinggal 1-4, Gauff berhasil menyamakan kedudukan sebelum kalah di babak penentuan.
Namun, petenis unggulan kedua itu tak kehilangan fokus. Gauff tampil solid di set kedua dengan mengandalkan akurasi pukulan dan konsistensi bertahan. Ia merebut empat dari lima game pertama dan memaksa pertandingan berlanjut ke set penentuan.
“Angin sangat kencang di lapangan, kami latihan tadi dengan atap tertutup. Jadi saya tahu pertandingan ini akan sangat mengandalkan mental,” kata Gauff.
Sabalenka Gagal Cetak Sejarah
Di set ketiga, Gauff sempat unggul 3-1 sebelum Sabalenka menyamakan skor. Namun, ketenangan Gauff di poin-poin krusial membuatnya keluar sebagai juara.
Sementara itu, Sabalenka kembali harus puas sebagai runner-up Grand Slam. Kekalahan ini menggagalkan ambisinya menjadi petenis aktif pertama yang memegang gelar di tiga dari empat turnamen Grand Slam.
“Itu pertandingan terburuk yang saya mainkan dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Sabalenka yang tampil emosional di podium juara. “Kondisinya sangat sulit dan dia bermain lebih baik. Saya akui itu.”
Euforia Sang Juara
Setelah poin terakhir dimenangkan, Gauff jatuh terduduk di tanah liat Philippe Chatrier, menangis haru sebelum memeluk tim pelatih dan keluarganya. Di ruang konferensi pers, ia sempat mengundang tawa dengan menjatuhkan tutup trofi Suzanne Lenglen Cup saat berfoto.
“Ini untuk semua orang Amerika yang terlihat seperti saya,” katanya dengan suara bergetar, mengacu pada representasi atlet kulit hitam di dunia tenis.
Kemenangan Gauff melanjutkan tren positif petenis wanita Amerika di musim Grand Slam 2025 setelah sebelumnya Madison Keys menjuarai Australian Open.