Banyuwangi – Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Banyuwangi, Arvy Rizaldy, memaparkan hasil riset internal organisasi dalam forum MeetUP Ansor yang dihadiri oleh 21 Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Banyuwangi.
Di hadapan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur Gus Musaffa Safril, Arvy menegaskan bahwa riset ini menjadi landasan penting dalam mendorong transformasi Ansor Banyuwangi menuju organisasi yang lebih adaptif dan berdaya.
“Hasil survei ini menjadi dasar bagi kami dalam menyusun langkah strategis. Kami ingin memastikan setiap program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kader di lapangan,” ujar Arvy Rizaldy Senin (24/03/2025) di Blimbingsari, Banyuwangi.
Salah satu temuan menarik dari riset internal ini adalah pemahaman kader mengenai paradigma Ansor. Dalam survei yang melibatkan 500 kader dari berbagai ranting dan PAC, mereka diminta memilih antara tiga kategori: transformer, transparan, dan transformatif.
“Sebanyak 24 persen kader memilih transformer. Saya tidak tahu apakah ini karena mereka banyak menonton Netflix atau YouTube, tapi ini menarik untuk kita dalami,” kata Arvy sambil berkelakar.
Pilihan transparan dipilih oleh 28 persen kader, sementara mayoritas memilih transformatif. Menurut Arvy, hal ini menunjukkan bahwa GP Ansor harus terus beradaptasi dan memperkuat transfer pengetahuan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Prioritas Kader: Rijalul Ansor dan Kemandirian Ekonomi
Hasil survei juga mengungkap bahwa 46 persen kader memilih Rijalul Ansor sebagai wadah utama mereka, sementara 33 persen lebih tertarik pada Banser.
“Ini menandakan bahwa Rijalul Ansor memiliki potensi besar sebagai motor penggerak organisasi, terutama dalam aspek ubudiyah dan tarbiyah,” jelas Arvy.
Selain itu, 67 persen kader menginginkan program kerja yang berfokus pada ekonomi dan kewirausahaan. Merespons temuan ini, Arvi menargetkan pembentukan unit usaha di setiap PAC dalam satu tahun ke depan.
“Kami ingin setiap tahun minimal ada dua PAC yang dibina agar memiliki kemandirian ekonomi. Sahabat Dani Ainur Rofiq dan tim sudah berkomitmen untuk mewujudkan ini,” ungkapnya.
SiApps dan Tantangan Digitalisasi
Dalam aspek administrasi organisasi, riset internal menunjukkan bahwa 72 persen kader mengetahui keberadaan Sahabat Indonesia Aplication (SiApps) yang diluncurkan sejak 2024. Namun, hanya 40 persen yang benar-benar bisa menggunakannya.
“Ini menunjukkan ada celah antara mengetahui, memahami, dan benar-benar mengaplikasikan sistem ini dalam keseharian,” kata Arvy.
Ia pun menginstruksikan agar penggunaan SiApps dimasukkan sebagai bagian dari program kerja di setiap PAC.
Tantangan Kaderisasi dan Penguatan SDM
Survei juga mengungkap kelemahan dalam kaderisasi. Meski 67 persen kader memahami proses kaderisasi, masih ada 33 persen yang tidak memahami tingkatan kaderisasi, padahal mereka sudah aktif lebih dari tiga tahun.
“Berarti tingkat kesuksesan kaderisasi kita masih di bawah 50 persen. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegas Arvy.
Menurutnya, kelemahan utama GP Ansor Banyuwangi saat ini terletak pada aspek sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, ia meminta masukan dari kader dan senior mengenai langkah-langkah penguatan SDM dari tingkat PAC hingga ranting.
“Kita punya banyak kader, tapi dari sisi human capital kita masih lemah. Ini tantangan yang harus kita selesaikan bersama,” katanya.
Arvi menegaskan bahwa hasil riset ini akan dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan dan program kerja yang lebih terarah. Saat ini, dari 217 ranting di Banyuwangi, baru 123 yang aktif.
“Kami akan mengejar ketertinggalan ini dan memastikan bahwa pergerakan Ansor benar-benar terpantau dengan baik. Kami juga akan melaporkan perkembangannya kepada PW,” tegasnya.
Ia pun meminta dukungan dari para senior dan veteran Ansor agar perjuangan ini dapat terus berjalan dengan baik.
“Kami hanya tahu ilmunya, tapi pengalaman kami masih minim. Kami mohon doa dan dukungan dari para veteran Banser dan jajaran mantan Ketua PC Ansor agar kami bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” pungkasnya.
Dengan hasil riset ini, GP Ansor Banyuwangi berharap bisa mengambil langkah strategis yang sesuai dengan kebutuhan kader, terutama dalam hal kemandirian ekonomi dan penguatan kaderisasi.