KABUL, 2 September 2025 – Afghanistan diguncang salah satu gempa terburuk dalam sejarahnya. Lebih dari 800 orang tewas dan sedikitnya 2.800 orang terluka, menurut otoritas setempat, Senin (1/9). Upaya penyelamatan masih terkendala medan pegunungan terjal serta cuaca buruk.
Gempa berkekuatan magnitudo 6 terjadi sekitar tengah malam waktu setempat dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di wilayah timur, meliputi provinsi Kunar dan Nangarhar. Juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, menyebut 812 korban meninggal, dengan sebagian besar berasal dari Kunar.

“Banyak rumah roboh. Kami membutuhkan bantuan internasional karena banyak orang kehilangan nyawa dan tempat tinggal,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Sharafat Zaman.
Desa Rata dengan Tanah
Guncangan kuat membuat rumah-rumah dari batu bata lumpur runtuh. Tiga desa di distrik Nurgal, Kunar, dilaporkan hancur total. “Seluruh desa ini telah musnah. Anak-anak dan orang tua terjebak di bawah reruntuhan. Kami butuh bantuan segera,” ujar seorang warga korban.
Helikopter militer dikerahkan untuk mengevakuasi korban dari daerah terpencil. Gambar dari televisi menunjukkan warga membantu aparat dan tenaga medis mengangkat korban ke tandu darurat. Kementerian Pertahanan menyebut 40 penerbangan sudah dilakukan untuk membawa lebih dari 400 orang luka-luka dan korban meninggal.
Namun, akses menuju banyak lokasi terputus akibat hujan deras yang memicu longsor. “Risiko pergerakan tanah sangat tinggi, sehingga banyak jalan tidak bisa dilalui,” kata Kate Carey dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).
Krisis Berlapis
Bencana ini semakin menekan pemerintah Taliban yang sudah kewalahan menghadapi berkurangnya bantuan internasional dan gelombang deportasi warga Afghanistan dari negara tetangga. Dana bantuan kemanusiaan ke Afghanistan juga merosot tajam, dari 3,8 miliar dolar AS pada 2022 menjadi hanya 767 juta dolar tahun ini.
Menurut PBB, lebih dari separuh populasi Afghanistan masih membutuhkan bantuan darurat. “Sejauh ini belum ada negara yang menawarkan dukungan langsung untuk operasi penyelamatan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan.
Meski demikian, sejumlah negara mulai menyatakan komitmen. India mengirim 1.000 tenda keluarga dan 15 ton bahan pangan, sementara Tiongkok menyatakan siap memberikan bantuan sesuai kebutuhan Afghanistan. Amerika Serikat baru sebatas menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan misi PBB di Afghanistan tengah mempersiapkan dukungan darurat. Paus Leo juga menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya banyak korban jiwa.
Gempa Mematikan Berulang
Afghanistan berada di kawasan rawan gempa, terutama di pegunungan Hindu Kush, pertemuan lempeng India dan Eurasia. Pada 2022, gempa 6,1 SR menewaskan 1.000 orang di wilayah timur. Tragedi kali ini menjadi gempa mematikan ketiga sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021.