Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Intelijen AS Sebut Iran Tidak Miliki Program Pengembangan Senjata Nuklir

badge-check


					(foto: Getty Images) Perbesar

(foto: Getty Images)

Washington – Badan intelijen Amerika Serikat (AS) nyatakan program pengembangan senjata nuklir Iran tidak ada. Ini bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh Donald Trump kepada Kongres, bahwa lokasi yang dibom oleh AS di Iran adalah tempat pengembangan senjata nuklir.

Dalam suratnya kepada Ketua DPR AS, Trump menulis “Pasukan Amerika Serikat melakukan serangan presisi terhadap tiga fasilitas nuklir Iran yang digunakan oleh Pemerintah Republik Islam Iran untuk program pengembangan senjata nuklirnya.” Surat yang dipublikasikan di situs resmi Gedung Putih itu bertanggal Senin (23/6/2025).

Namun, Tulsi Gabbard, menyatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, belum memerintahkan dimulainya kembali upaya pengembangan senjata nuklir yang telah dihentikan sejak tahun 2003. Tulsi Gabbard yang menjabat sebagai Direktur Intelijen Nasional AS, menyampaikan pernyataan ini langsung di depan Kongres pada bulan Maret yang lalu.

Seorang sumber yang memiliki akses ke laporan intelijen AS mengatakan bahwa tidak ada perubahan dalam penilaian tersebut sejak Maret sampai saat ini. Bahkan, lembaga pengawas nuklir PBB juga menyatakan bahwa Iran belum menguasai seluruh teknologi untuk membuat senjata nuklir, meskipun memiliki kapasitas teknis untuk melakukannya di masa depan.

Saling Bertolak Belakang

Trump meragukan laporan intelijen terkait program nuklir Iran pada pekan lalu, ketika ia menolak penilaian yang disampaikan Gabbard kepada Kongres. Dalam pernyataannya kepada pers, ia mengatakan, “Saya tidak peduli apa yang dia (Gabbard) katakan. Saya pikir mereka (Iran) sangat dekat untuk memilikinya (senjata nuklir).”

Anehnya, pada hari Jumat (20/6) Gabbard sendiri juga ikut membantah pemberitaan media terkait pernyataannya pada bulan Maret. Gabbard mengatakan bahwa laporan intelijen AS menunjukkan Iran dapat membuat senjata nuklir “dalam hitungan minggu hingga bulan.”

Serang Natanz, Isfahan, dan Fordow

Amerika Serikat menyerang tiga situs nuklir utama Iran: Natanz, Isfahan, dan Fordow. Serangan di Fordow menggunakan bom penghancur bunker yang menargetkan fasilitas bawah tanah. Fasilitas tersebut digunakan untuk pengayaan uranium tingkat tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar reaktor maupun hulu ledak nuklir.

Trump dan sejumlah pejabat senior menyebut serangan itu “menghancurkan” situs-situs tersebut. Namun, menurut tiga sumber yang mengetahui penilaian intelijen AS, serangan itu kemungkinan hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan.

Ingatkan Invasi Irak 2003

Serangan ini mengingatkan pada keputusan invasi Irak tahun 2003 oleh Presiden George W. Bush, yang kala itu juga mengklaim adanya senjata pemusnah massal. Faktanya, klaim tersebut belakangan terbukti tidak akurat dan menimbulkan kecaman politik luas.

Iran sendiri bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, seperti pembangkitan listrik dan riset medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional