ELmedia – Kadang, Surabaya itu seperti kuali raksasa yang lupa dimatikan. Panasnya tak kenal musim, bikin orang malas berpikir terlalu dalam. Di tengah keriuhan klakson dan debu yang tak diundang, muncul pertanyaan filosofis: “Hidup ini mau dibawa ke mana, kalau tiap siang cuma ngelap keringat di Surabaya yang pengap?”
Nah, kalau Anda juga merasa begitu, mungkin sudah waktunya menepi sebentar. Bukan ke tempat mahal. Bukan juga ke kafe yang lampunya temaram tapi dompet jadi suram.
Namun, Anda bisa mencoba naik Trans Jatim Koridor 5. Bayar Rp5.000, Anda sudah bisa sampai ke Bebek Sinjai yang melegenda, atau bahkan ziarah ke Makam Kiai Cholil Bangkalan—dua tempat yang berbeda tujuan, tapi sama-sama menyejukkan jiwa.
Anda bisa download aplikasinya di Google Play atau Apsstore, buka dan klik bagian Info Rute untuk tahu di mana saja bus ini berhenti dan cek Bus Terdekat biar tau berapa menit lagi bis datang. Titik-titik berhenti bis hanya bisa dilihat di aplikasi TransJatim Ajaib. Dari titik henti manapun, biayanya sama-sama lima ribu.
Naik dari Bungurasih, Turun dengan Perasaan Baru
Naiknya paling awal dari Terminal Purabaya (Bungurasih). Bus Trans Jatim ini warnanya hijau tua, AC-nya dingin, dan sopirnya biasanya lebih sabar dari sebagian besar pengguna media sosial. Kondekturnya pun sopan, tak pernah minta like dan subscribe—cukup Rp5.000 dibayar tunai atau pakai QRIS.
Kalau Anda pelajar, harganya tinggal Rp2.500. Tapi jangan pura-pura muda. Dunia ini sudah cukup penuh dengan kebohongan. Tak usah menambahi dengan mengaku kelas 12 padahal usia 30.
Lewat Suramadu: Dari Debu Menuju Laut
Begitu bus melaju, Anda akan diajak melintasi Jembatan Suramadu. Di sinilah semua rasa sumpek Surabaya perlahan terangkat oleh angin laut. Kadang ada yang terharu, kadang ada yang update status. Tapi semua sepakat: hidup ini lebih indah dilihat dari jendela bus.
Setelah jembatan, daratan Madura menyambut. Bus pelan-pelan memasuki Bangkalan. Di sinilah dua kemungkinan terbuka: Anda bisa turun untuk makan bebek goreng Sinjai—dagingnya empuk, sambalnya tidak kenal ampun—atau meneruskan sampai Makam Kiai Haji Muhammad Cholil, tokoh besar yang doanya melahirkan para ulama besar.
Dua Tujuan, Satu Tiket
Mau wisata kuliner? Turun di dekat Bebek Sinjai. Anda akan melihat antrean yang tak kunjung habis. Tapi itu bukan antrean biasa. Itu bukti bahwa bebek ini bukan sekadar makanan, tapi juga kenangan.
Berikutnya, kalau ingin ziarah, lanjut saja ke Makam Kiai Cholil. Di sana, Anda akan temukan ketenangan yang sulit dijelaskan. Di bawah rindang pohon dan kerikil jalanan, banyak orang berdoa—dengan bahasa yang sederhana, tapi penuh harap.
Bus Datang Setiap 10 Menit, Seperti Rezeki Kalau Ikhlas
Trans Jatim Koridor 5 ini berangkat dari jam 05.00 sampai 21.00 WIB. Datang tiap 10–15 menit. Bus-nya banyak, tidak seperti mantan yang sekali hilang, tak kembali. Kalau ketinggalan satu, masih ada yang berikutnya.
Waktu tempuh ke Bangkalan sekitar 60–90 menit, tergantung macet dan berapa banyak penumpang yang naik sambil tanya, “Pak, ini ke Sinjai bisa ya?”
Rute Trans Jatim Koridor 5
Lintasan Rute Trans Jatim Koridor 5 (Surabaya-Bangkalan)
Terminal Purabaya (Bungurasih)-Morokrembangan-Barunawati-Perak Timur-Sarwajala-Al-Irsyad-Semampir 1-Sidotopo 1-Simokerto 1-Kenjeran 1-Pogot-Kedung Cowek 1-IKM-Morkepek 1-Petapan 1-Tangkel 1-Burneh 1-Tunjung 1-SMAN 1 Bangkalan-Jokotole-Mayjend Sungkono-Alun Alun-M Cholil-Merlin-Gelora Bangkalan 1-Ir Soekarno 1-Terminal Bangkalan.
Lintasan Rute Trans Jatim Koridor 5 (Bangkalan-Surabaya)
Terminal Bangkalan-Kinibalu-SMKN 3 Bangkalan-Syaichona Cholil-Mlajah-Kantor Dinas perhubungan-Pertigaan Martadinata-Ir Soekarno 2-Gelora Bangkalan 2-Pasar Senenan-Pecinan-PDAM-Trunojoyo-Pemuda Kaffah-Tunjung 2-Burneh 2-Tangkel 2-Petapan 2-Morkepek 2-IKM 2-Kedung Cowek 2-Kenjeran 2-Simokerto 2-Sidotopo 2-Semampir 2-Poltekpel-Pabean-Perak Barat-Terminal Purabaya (Bungurasih).
Penutup: Jalan-Jalan, Perut Kenyang, Hati Tenang
Dengan hanya lima ribu rupiah, Anda bisa melakukan perjalanan yang penuh kenangan. Dari panas Surabaya, Anda berangkat. Di Bangkalan, Anda bisa menikmati bebek yang meleleh di lidah, atau sekaligus mendekat pada ketenangan para wali. Dua hal yang, kalau digabung, bisa membuat hidup lebih sabar dan perut lebih bahagia.
Jadi, kalau nanti siang panasnya mulai menyengat, dan pikiran mulai mendidih, ingatlah: ada Trans Jatim biru yang menunggu di Bungurasih. Naiklah. Berangkatlah. Entah untuk bebek, entah untuk doa—keduanya lebih baik daripada sekadar duduk mengeluh di bawah kipas angin.