Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Sports

Juara Tinju Olimpiade, Imane Khelif Wajib Jalani Tes Jenis Kelamin

badge-check


					Juara Tinju Olimpiade, Imane Khelif Wajib Jalani Tes Jenis Kelamin Perbesar

Swiss – Juara tinju Olimpiade asal Aljazair, Imane Khelif, wajib menjalani tes jenis kelamin sebagai syarat untuk bertanding di ajang mendatang. Hal ini menyusul kebijakan baru dari badan pengelola tinju dunia, World Boxing, yang mengumumkan penerapan tes kelayakan jenis kelamin wajib bagi seluruh atlet.

Dalam pernyataan resminya pada Jumat (30/5/2025), World Boxing menyebut bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari regulasi baru bertajuk “Sex, Age and Weight Policy” untuk menjamin keselamatan dan keadilan kompetisi antara atlet pria dan wanita.

“Tes ini akan memastikan kesetaraan level kompetisi serta melindungi keselamatan semua peserta,” demikian pernyataan World Boxing. Federasi nasional masing-masing atlet akan bertanggung jawab mengadakan tes dan menyampaikan hasilnya kepada World Boxing.

Salah satu nama yang disebut langsung dalam pengumuman ini adalah Imane Khelif, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 di kategori welter putri. Khelif kini harus menjalani tes sebelum diizinkan tampil di ajang Eindhoven Box Cup di Belanda bulan depan.

Latar Belakang dan Kontroversi

Khelif sebelumnya sempat tersandung masalah kelayakan bersama petinju Taiwan, Lin Yu-ting. Keduanya didiskualifikasi oleh International Boxing Association (IBA) dari Kejuaraan Dunia 2023. IBA menyatakan keduanya gagal dalam “tes kelayakan” tanpa penjelasan detail, yang memicu sorotan internasional.

Namun, dalam penyelenggaraan Olimpiade Paris, Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengambil alih penyelenggaraan tinju sejak pencoretan IBA, menyatakan Khelif dan Lin memenuhi standar kelayakan untuk bertanding di kategori wanita.

Kini, ketika World Boxing menggantikan peran IBA sebagai badan pengelola sementara menjelang Olimpiade Los Angeles 2028, kebijakan kelayakan jenis kelamin kembali menjadi perhatian.

Tes PCR dan Evaluasi Lanjutan

World Boxing menetapkan bahwa semua atlet berusia di atas 18 tahun yang berlaga dalam kompetisi resminya harus menjalani tes PCR genetik untuk menentukan jenis kelamin berdasarkan kromosom saat lahir. Tes ini menggunakan sampel air liur, darah, atau usapan mulut untuk mendeteksi materi genetik.

Jika hasil awal menunjukkan bahwa atlet di kategori wanita memiliki kromosom laki-laki (XY), maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan medis lanjutan. Pemeriksaan itu meliputi profil hormonal, pemeriksaan anatomis, dan evaluasi endokrin oleh spesialis independen.

World Boxing juga menyediakan mekanisme banding bagi atlet yang tidak setuju dengan hasil atau prosedur evaluasi.

Polemik Internasional

Kebijakan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan global soal kelayakan jenis kelamin dalam olahraga. Isu partisipasi atlet transgender dan atlet dengan perbedaan perkembangan jenis kelamin (DSD) telah memicu perdebatan luas, baik di kalangan ilmuwan, federasi olahraga, maupun politisi dunia.

Sebagai catatan, World Athletics telah lebih dulu menerapkan kembali tes kromosom awal tahun ini. Badan atletik dunia itu juga melarang atlet transgender yang telah melalui pubertas pria untuk berkompetisi di kategori wanita. Tidak hanya itu, mereka juga membatasi atlet dengan kadar testosteron alami yang tinggi.

Presiden World Athletics, Sebastian Coe, menyatakan yakin kebijakan tersebut akan tahan terhadap tantangan hukum.

Kembali ke Arena

Imane Khelif, 26 tahun, bertekad kembali bertanding di Eindhoven sebagai bagian dari persiapannya menuju Olimpiade Los Angeles. Ia sebelumnya tidak pernah menjuarai ajang internasional besar hingga tampil gemilang di Paris 2024.

Meski demikian, keikutsertaannya mendapat penolakan dari sejumlah atlet dan federasi. Mereka menilai perlu adanya aturan yang lebih jelas dan tegas soal kelayakan gender.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Maradona Tidak Mati: Napoli Rayakan Ulang Tahun ke-65 Sang Legenda

31 Oktober 2025 - 10:05 WIB

Warga Napoli rayakan ulang tahun ke-65 Diego Maradona dengan arak-arakan patung dari Maradona Museum keliling kota.

Brentford Tundukkan Liverpool, Manchester United Makin Konsisten

26 Oktober 2025 - 08:24 WIB

Liverpool kalah dari Brentford, Manchester United menang 4–2 atas Brighton, dan Sunderland kejutkan Chelsea di Stamford Bridge.

Chelsea dan Liverpool Kompak Menang Besar di Liga Champions

23 Oktober 2025 - 07:41 WIB

Chelsea dan Liverpool kompak menang 5-1 di Liga Champions, sementara Juventus kembali kalah usai dibekuk Real Madrid 0-1.

Verstappen Juarai F1 GP Amerika, McLaren Semakin Tertekan

20 Oktober 2025 - 09:05 WIB

Max Verstappen dominan di F1 GP Amerika Serikat, memangkas jarak ke Oscar Piastri dan memperketat perebutan gelar juara.

Maguire Akhiri Kutukan Anfield, Manchester United Tumbangkan Liverpool 2–1

20 Oktober 2025 - 08:05 WIB

Harry Maguire antar Manchester United kalahkan Liverpool 2–1 di Anfield, kemenangan pertama di markas rival abadinya sejak 2016.
Trending di Sports