Jakarta – Film animasi “Jumbo” resmi mencetak sejarah baru di industri perfilman Indonesia. Dalam kurun waktu dua bulan sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025, film produksi Visinema Pictures ini telah meraih lebih dari 10 juta penonton, menjadikannya film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Berdasarkan data dari filmindonesia.or.id dan laporan resmi dari jaringan bioskop Tanah Air, “Jumbo” mencatat angka 10.109.561 penonton hingga akhir Mei 2025. Capaian ini melewati rekor sebelumnya yang dipegang oleh film “KKN di Desa Penari” (2022) dengan 10.061.033 penonton.
“Ini bukan hanya pencapaian bagi Visinema, tetapi juga bagi seluruh industri animasi dan film Indonesia. ‘Jumbo’ menunjukkan bahwa konten lokal bisa bersaing secara kualitas dan komersial,” ujar Anggia Kharisma, produser film, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/5/2025).
Saingi Film Hollywood
Tak hanya mencetak rekor nasional, “Jumbo” juga hampir menyamai rekor film-film box office Hollywood yang tayang di Indonesia. Sebagai perbandingan, berikut adalah daftar film asing terlaris sepanjang sejarah bioskop Indonesia:
- Avengers: Endgame (2019) – 10.976.338 penonton
- Spider-Man: No Way Home (2021) – 8.339.235 penonton
- Fast & Furious 7 (2015) – 5.230.000+ penonton
- Frozen II (2019) – sekitar 3.200.000 penonton
Dengan capaian lebih dari 10 juta penonton, “Jumbo” terus menunjukkan dominasinya di layar lebar. Film ini kini hanya terpaut sekitar 800 ribu penonton dari “Avengers: Endgame”, yang masih memegang rekor sebagai film terlaris sepanjang masa di bioskop Indonesia.
“Dulu rekor seperti ini hanya dicapai oleh film Marvel. Sekarang, animasi lokal bisa menyaingi mereka,” kata Irfan Suryanto, pengamat perfilman dari Universitas Indonesia.
Faktor Sukses “Jumbo”
Kesuksesan Jumbo tak lepas dari perpaduan berbagai faktor penting yang saling mendukung. Ceritanya yang kuat dan emosional, tentang seorang anak bertubuh tambun bernama Don yang berjuang menemukan jati diri di tengah masyarakat yang kerap meremehkannya, berhasil menyentuh hati penonton dari berbagai usia.
Kualitas animasi yang mengesankan memperkuat kekuatan narasi ini. Hasil tersebut merupakan buah kerja keras lebih dari 400 animator lokal selama lima tahun proses produksi. Di sisi lain, strategi promosi yang menyeluruh turut berperan besar dalam kesuksesan film ini. Upaya tersebut mencakup kolaborasi dengan sekolah, keterlibatan komunitas parenting, hingga peluncuran berbagai produk merchandise yang memperluas jangkauan pasar.
Selain itu, minimnya kompetitor animasi lokal saat film ini dirilis memberikan ruang yang luas bagi Jumbo untuk mendominasi layar bioskop nasional.
Ekspansi Internasional
“Jumbo” juga telah tayang di 17 negara, termasuk Malaysia, Singapura, Rusia, Ukraina, dan beberapa negara di Eropa Timur. Visinema sedang menyiapkan versi bahasa Inggris untuk pasar global. Versi berbahasa inggris ini berpotensi tayang di platform streaming video seperti Netflix dan Disney+
Harapan Baru Perfilman Indonesia
Dengan suksesnya “Jumbo”, industri animasi Indonesia kini memasuki babak baru. Pemerintah melalui Kemenparekraf bahkan menyatakan akan meningkatkan investasi untuk film animasi dan mempercepat ekosistem studio lokal.
“Kalau film seperti ‘Jumbo’ bisa mencetak 10 juta penonton, maka sudah saatnya kita berhenti ragu terhadap potensi animasi Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam sebuah wawancara.