Ramallah, Palestina – Kemenangan film dokumenter “No Other Land” sebagai Best Documentary Feature di ajang Academy Awards (Oscar) 2025 telah memicu gelombang kebanggaan dan haru di kalangan rakyat Palestina. Film yang mengisahkan perjuangan hidup masyarakat Palestina di bawah pendudukan Israel ini dianggap sebagai suara yang membawa cerita mereka ke panggung global.
Di berbagai kota di Tepi Barat dan Gaza, warga Palestina berkumpul untuk menyaksikan siaran langsung acara penghargaan tersebut. Ketika nama “No Other Land” diumumkan sebagai pemenang, sorak-sorai dan tepuk tangan pecah di mana-mana. Banyak yang tak mampu menahan air mata, menyaksikan kisah perjuangan mereka diakui oleh dunia internasional.
Suara yang Tak Terdengar Akhirnya Didengar
“No Other Land” disutradarai oleh sekelompok sineas Palestina dan internasional yang bekerja sama untuk mengangkat kisah nyata kehidupan sehari-hari rakyat Palestina di bawah pendudukan. Film ini menyoroti penggusuran, kekerasan, dan ketahanan masyarakat Palestina yang terus bertahan di tanah mereka sendiri.
“Film ini bukan sekadar dokumenter, ini adalah cermin dari kehidupan kami. Ini adalah bukti bahwa dunia tidak bisa lagi menutup mata terhadap penderitaan kami,” kata Ahmed, seorang pemuda dari Ramallah yang menyaksikan acara tersebut bersama teman-temannya.
Di Gaza, seorang ibu bernama Fatima mengungkapkan kebanggaannya. “Selama ini, kami merasa suara kami tidak didengar. Tapi malam ini, dunia melihat kami. Mereka melihat anak-anak kami, rumah kami, dan perjuangan kami.”
Dukungan Global dan Harapan Baru
Kemenangan “No Other Land” di Oscar juga memicu dukungan dari berbagai aktivis hak asasi manusia dan organisasi internasional. Banyak yang menyebut film ini sebagai pengingat akan pentingnya menyelesaikan konflik Israel-Palestina secara adil dan berkelanjutan.
Di media sosial, tagar #NoOtherLand dan #PalestineAtOscars menjadi trending topic di berbagai negara. Banyak netizen menyatakan solidaritas mereka dengan rakyat Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata.
“Film ini adalah panggilan untuk bertindak. Kita tidak bisa hanya menonton dan merasa terharu, kita harus bergerak untuk mengakhiri ketidakadilan ini,” tulis seorang aktivis hak asasi manusia di Twitter.
Reaksi dari Pemerintah Palestina
Pemerintah Palestina juga menyambut baik kemenangan ini. Dalam pernyataan resmi, Presiden Mahmoud Abbas menyebut kemenangan “No Other Land” sebagai “kemenangan bagi kebenaran dan keadilan.” Dia berharap film ini dapat membuka mata dunia terhadap realitas yang dihadapi rakyat Palestina.
“Kami berterima kasih kepada para pembuat film yang telah membawa suara kami ke panggung global. Ini adalah langkah penting dalam perjuangan kami untuk meraih kemerdekaan dan keadilan,” ujar Abbas.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Palestina, Atef Abu Seif, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah bukti bahwa seni dan budaya dapat menjadi alat yang kuat dalam perjuangan melawan penindasan. “Seni adalah senjata kami. Melalui film ini, kami menunjukkan kepada dunia bahwa kami ada, kami bertahan, dan kami tidak akan pernah menyerah,” katanya.
Tantangan ke Depan
Meskipun kemenangan ini membawa kebanggaan dan harapan baru, banyak warga Palestina menyadari bahwa perjuangan mereka masih panjang. “Oscar adalah pengakuan yang luar biasa, tapi yang kami butuhkan adalah tindakan nyata untuk mengakhiri pendudukan dan membawa perdamaian,” kata Sami, seorang aktivis dari Hebron.
Di tengah perayaan, banyak yang berharap bahwa kemenangan “No Other Land” dapat menjadi katalis untuk perubahan. “Kami berharap dunia tidak hanya terharu dengan film ini, tetapi juga mengambil tindakan untuk mendukung hak-hak kami sebagai manusia,” ujar Mariam, seorang mahasiswi dari Bethlehem.
Kemenangan “No Other Land” di Oscar 2025 bukan sekadar penghargaan bagi sebuah film, tetapi juga pengakuan atas perjuangan dan ketahanan rakyat Palestina. Di tengah penderitaan dan ketidakadilan yang terus mereka hadapi, momen ini menjadi pengingat bahwa suara mereka pantas didengar dan perjuangan mereka pantas diakui.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu pembuat film dalam pidato penerimaannya, “Ini bukan hanya tentang kami. Ini tentang setiap keluarga Palestina yang terus bertahan di tanah mereka. Kami berharap film ini dapat membawa perubahan, karena tidak ada tanah lain bagi kami selain Palestina.”