Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menegaskan bahwa AS seharusnya menguasai Greenland, di tengah kritik tajam dari para pemimpin wilayah semi-otonom tersebut terhadap rencana kunjungan delegasi AS pekan ini.
“Saya pikir Greenland adalah sesuatu yang mungkin ada dalam masa depan kita,” ujar Trump kepada awak media usai pertemuan dengan para pejabat kabinetnya, Senin (25/3/2025). Menurutnya, Greenland memiliki kepentingan strategis bagi keamanan nasional AS.
Namun, Perdana Menteri Greenland yang akan segera lengser, Mute Egede, menyebut rencana kunjungan delegasi AS sebagai “provokasi” dan menegaskan bahwa pemerintahan sementara tidak akan bertemu dengan perwakilan AS.
Trump mengklaim pihaknya telah bekerja sama dengan “orang-orang di Greenland” yang menginginkan perubahan, meski ia tidak merinci lebih lanjut. “Mereka yang menghubungi kami, bukan kami yang menghubungi mereka,” katanya.
Delegasi AS yang dipimpin oleh Usha Vance, istri Wakil Presiden JD Vance, dijadwalkan tiba di Greenland pada Kamis (28/3/2025) hingga Sabtu (30/3/2025). Delegasi tersebut juga mencakup Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz serta Menteri Energi Chris Wright.
Kecaman dari Greenland dan Denmark
Egede mengecam kunjungan delegasi AS, menudingnya sebagai bentuk campur tangan yang melanggar prinsip demokrasi Greenland dan tidak menghormati hak menentukan nasib sendiri.
“Kita belum melihat pernyataan tegas dari sekutu-sekutu kita. Kita membutuhkan dukungan yang jelas dari negara-negara sahabat. Deklarasi yang samar-samar harus dihentikan,” kata Egede kepada penyiar lokal KNR.
Greenland saat ini dalam masa pemerintahan sementara setelah pemilu parlemen 11 Maret lalu yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, partai berhaluan pro-bisnis yang mendukung kemerdekaan dari Denmark dengan pendekatan bertahap.
Jens-Frederik Nielsen, pemimpin Partai Demokrat, menilai kunjungan delegasi AS tidak tepat mengingat Greenland tengah bernegosiasi untuk membentuk koalisi baru dan menghadapi pemilihan lokal pekan depan.
“Kita tidak boleh terjebak dalam permainan kekuasaan yang tidak kita pilih sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menyebut kunjungan tersebut “bermasalah” dan menunjukkan “kurangnya rasa hormat” terhadap kedaulatan Denmark dan Greenland.
“Ini bukan sekadar kunjungan wisata biasa. Ini adalah upaya pendekatan diplomatik untuk menarik Greenland ke orbit AS,” ujarnya kepada penyiar DR.
Pengamanan Ketat
Kunjungan delegasi AS ini diiringi pengamanan ketat. Dua pesawat angkut militer AS Hercules tiba di ibu kota Nuuk pada Minggu (24/3/2025) malam, membawa personel keamanan dan kendaraan lapis baja, menurut media lokal Sermitsiaq. Sekitar 60 personel polisi dari Denmark juga telah dikerahkan ke Nuuk.
Mike Waltz dan Chris Wright dijadwalkan mengunjungi pangkalan militer AS di Pituffik, yang merupakan bagian penting dari sistem peringatan rudal balistik AS. Mereka juga akan bergabung dengan Vance untuk menghadiri balapan anjing sled nasional Greenland.
Ketegangan Meningkat
Trump pertama kali melontarkan gagasan membeli Greenland pada 2019 dan kembali mengangkat isu ini setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan tersebut.
Greenland yang kaya akan sumber daya alam, termasuk mineral strategis bagi teknologi masa depan, menjadi daya tarik bagi AS. Namun, pemerintah Greenland dan Denmark dengan tegas menolak gagasan akuisisi ini.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menegaskan bahwa segala bentuk kerja sama dengan AS harus didasarkan pada prinsip kedaulatan.
“Ini adalah isu serius bagi kami. Kami ingin bekerja sama dengan AS, tetapi dalam kerangka aturan dasar kedaulatan. Pemerintah Denmark dan Greenland yang baru akan selalu dilibatkan dalam diskusi terkait masa depan pulau ini,” tegasnya dalam pernyataan tertulis.
Ketegangan diplomatik ini menunjukkan meningkatnya kepentingan geopolitik AS terhadap Greenland, sementara para pemimpin wilayah tersebut semakin waspada terhadap manuver Washington.