Washington – Mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (82) didiagnosis menderita kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang, demikian disampaikan kantornya dalam pernyataan resmi pada Minggu (18/5/2025).
Diagnosis tersebut diketahui hari Jumat setelah Biden mengalami gejala saluran kemih. Saat ini, ia dan keluarga tengah berkonsultasi dengan tim medis untuk menentukan langkah pengobatan terbaik.
“Meski ini merupakan bentuk kanker yang lebih agresif, jenisnya masih sensitif terhadap hormon, yang memungkinkan pengelolaan secara efektif,” demikian pernyataan dari kantor Biden.
Kanker yang telah menyebar atau mengalami metastasis tergolong sebagai stadium 4 — tahap paling lanjut dalam klasifikasi kanker. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari total 236.659 kasus kanker prostat yang didiagnosis pada 2021, sekitar 70 persen ditemukan sebelum menyebar. Sementara itu, hanya sekitar 8 persen yang terdiagnosis dalam stadium lanjut seperti yang dialami Biden.
Simpati dari Trump
Presiden Donald Trump, yang pernah menjadi lawan politik Biden dalam dua pemilu terakhir, menyampaikan simpati melalui platform media sosialnya, Truth Social.
“Melania dan saya sedih mendengar kabar diagnosis medis Joe Biden,” tulis Trump, merujuk pada Ibu Negara Melania Trump. “Kami mengirimkan doa terbaik kepada Jill dan seluruh keluarga, serta berharap Joe segera pulih.”
Trump sebelumnya kerap melontarkan kritik terhadap kondisi kesehatan fisik dan kognitif Biden, terutama selama masa kampanye pemilu 2024. Biden mengakhiri pencalonannya secara mendadak pada Juli 2024, usai penampilan buruk dalam debat melawan Trump menuai kepanikan di kalangan Partai Demokrat.
Risiko Tinggi
Kantor Biden menyebut skor kanker mencapai 9 dari 10 dalam sistem penilaian Gleason — indikator utama agresivitas kanker prostat. Skor ini termasuk dalam kategori “risiko sangat tinggi”.
Namun menurut Dr. Herbert Lepor, ahli urologi dari NYU Langone, meski diagnosis itu berat, banyak pria tetap dapat hidup selama 5 hingga 10 tahun atau lebih dengan kanker prostat metastatik.
“Selama satu dekade terakhir, telah banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut,” ujarnya.
Dr. Chris George dari Northwestern Health Network juga menyampaikan hal yang sama. Bahwa pengobatan modern memungkinkan kontrol jangka panjang terhadap kanker prostat yang sudah menyebar ke tulang, meski penyakit ini tidak bisa disembuhkan.
Figur Tua, Warisan Panjang
Biden adalah presiden tertua dalam sejarah AS saat memenangkan pemilu 2020. Kemudian Trump, yang kini berusia 78 tahun, mengambil alih gelar itu setelah mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris tahun lalu.
Beberapa tokoh Demokrat baru-baru ini menyatakan bahwa partai melakukan kesalahan dengan tetap mencalonkan Biden untuk pemilu 2024. Dimana saat itu publik sudah menyampaikan kekhawatiran tentang usianya.
“Itu adalah kesalahan. Partai seharusnya lebih mendengar suara pemilih sejak awal,” kata Senator Demokrat Chris Murphy dalam acara Meet the Press, hanya beberapa jam sebelum kabar diagnosis Biden diumumkan.
Sejak meninggalkan Gedung Putih awal tahun ini, Biden lebih jarang tampil di publik. Ia sempat berpidato pada April lalu untuk membela program Jaminan Sosial, serta tampil di acara The View. Ini dilakukan untuk membantah laporan bahwa dirinya mengalami penurunan kognitif pada tahun terakhir masa jabatannya.
“Mereka salah,” katanya singkat menanggapi isi dua buku biografi terbaru yang menyoroti kesehatannya.
Dukungan dari Lintas Partai
Berbagai pernyataan dukungan mengalir dari politisi lintas partai sepanjang Minggu. Kamala Harris menyebut Biden sebagai “pejuang” yang akan menghadapi cobaan ini dengan kekuatan dan optimisme yang telah lama menjadi ciri khas kepemimpinannya.
Biden sebelumnya kehilangan putranya, Beau Biden, akibat kanker otak pada 2015. Pada 2022, ia menghidupkan kembali program era Obama bernama Cancer Moonshot. Dimana targetnya adalah menurunkan angka kematian akibat kanker hingga 50 persen dalam 25 tahun mendatang.