London – Seorang pria, penguntit petenis Inggris Emma Raducanu yang sebelumnya mendapat perintah penahanan, kembali membuat geger setelah mencoba mendaftar untuk mendapatkan tiket ke Kejuaraan Wimbledon bulan ini.
Menurut laporan eksklusif BBC Sport, sistem keamanan All England Club secara otomatis memblokir nama pria tersebut setelah mendeteksi bahwa ia termasuk dalam daftar merah (red-flagged) karena riwayat perilaku obsesif terhadap Raducanu.
Petenis berusia 22 tahun itu sempat mengalami tekanan psikologis berat setelah pria tersebut terlihat mengikuti dirinya dalam empat turnamen berturut-turut. Salah satu insiden terjadi saat ia tampil di ajang Dubai Tennis Championships Februari lalu.
Insiden yang Mengganggu di Dubai
Raducanu diketahui sempat menangis dan terguncang saat bertanding melawan Karolina Muchova setelah melihat pria tersebut duduk di tribun penonton. Sehari sebelumnya, ia telah didekati oleh pelaku di sebuah kedai kopi dekat hotel tempat para pemain menginap. Pria itu menyerahkan surat dan meminta foto bersama Raducanu.
Setelah insiden tersebut Raducanu mengatakan “Saya melihatnya di game pertama dan berpikir, ‘Saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan pertandingan ini’.”
“Saya bahkan tak bisa melihat bola karena air mata. Saya kesulitan bernapas,” lanjutnya.
Raducanu sempat bersembunyi di belakang kursi wasit sebelum akhirnya pihak kepolisian Dubai menahan dan mengamankan pria itu. Ia kemudian dikenai perintah penahanan dan namanya dikirimkan ke berbagai otoritas tenis internasional.
Keamanan Ketat di Wimbledon
Dengan semakin tingginya sorotan terhadap keamanan pemain, terutama Raducanu, pihak penyelenggara Wimbledon menyatakan telah memperbarui dan memperketat sistem keamanan.
Kepala Eksekutif All England Lawn Tennis Club (AELTC), Sally Bolton, mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan kepolisian London, otoritas tur tenis, serta pakar keamanan untuk merespons berbagai potensi ancaman.
“Kami ingin para pemain merasa aman dan jika ada kekhawatiran, mereka bisa langsung menghubungi kami untuk penanganan khusus,” ujar Bolton.
Langkah-Langkah Keamanan Tambahan
Tahun ini, sekitar 1.000 personel terlibat dalam sistem keamanan Wimbledon, termasuk polisi, militer, hingga pakar perilaku terlatih untuk mendeteksi gerak-gerik mencurigakan.
Beberapa kebijakan baru mencakup:
- Pemeriksaan data bagi calon pembeli tiket, termasuk yang datang dari antrean.
- Pengawasan CCTV menyeluruh, termasuk pemindaian khusus terhadap kursi-kursi di sekitar boks pemain.
- Kehadiran spesialis ancaman obsesif dan petugas pengawal pemain di lapangan.
- Tim respons cepat yang berpatroli di seluruh area kompleks.
Raducanu, yang melejit ke panggung dunia saat menjuarai US Open 2021, kini mengaku selalu mendapat pendampingan dan merasa lebih waspada.
“Sejak insiden di Dubai, saya tak pernah lagi sendiri,” ungkapnya. “Saya selalu dengan seseorang dan selalu dalam pengawasan.”