LONDON, 8 Oktober 2025 – Produsen mobil asal China, BYD, mencatat rekor baru di Inggris setelah penjualannya melonjak 880% pada September dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini menjadikan Inggris sebagai pasar terbesar BYD di luar negeri.
Dalam laporan resminya, BYD menyebut berhasil menjual 11.271 unit mobil di Inggris sepanjang September 2025. Model Seal U plug-in hybrid SUV menjadi kontributor utama dalam pencapaian tersebut.
Kenaikan ini sejalan dengan data dari Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) yang menunjukkan penjualan kendaraan listrik (EV) di Inggris mencapai rekor tertinggi bulan lalu.
Inggris Jadi Magnet Produsen Mobil China
Berbeda dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat, Inggris belum memberlakukan tarif impor terhadap mobil listrik asal China, menjadikannya pasar yang sangat menarik bagi produsen seperti BYD.
“Pasar Inggris sangat penting bagi kami. Masa depan BYD di sini terlihat sangat menjanjikan,” kata Bono Ge, Manajer BYD untuk Inggris, seraya mengumumkan pembukaan gerai ritel ke-100 mereka di negara tersebut.
Dengan lonjakan penjualan tersebut, BYD kini menguasai 3,6% pangsa pasar mobil Inggris.
EV Catat Rekor, Tapi Bensin Masih Mendominasi
Menurut SMMT, penjualan mobil listrik murni (BEV) di Inggris mencapai hampir 73.000 unit pada September. Penjualan mobil plug-in hybrid (PHEV) juga meningkat pesat.
Meski demikian, kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel masih menyumbang lebih dari separuh penjualan mobil baru di Inggris.
Mobil terlaris bulan lalu adalah Kia Sportage, Ford Puma, dan Nissan Qashqai, disusul dua model asal China, Jaecoo 7 dan BYD Seal U, yang berhasil menembus 10 besar.
Tekanan di Pasar Global
Sementara Inggris membuka pasar bagi mobil listrik China, Uni Eropa telah memberlakukan bea masuk hingga 45% untuk melindungi industri otomotif domestik.
Di sisi lain, pasar Amerika Serikat tertutup bagi BYD karena tarif tinggi yang diberlakukan sejak era Presiden Donald Trump.
Meski menghadapi tantangan di pasar global, BYD tetap memimpin penjualan mobil listrik dunia, meninggalkan pesaing seperti Tesla, Jaguar, dan BMW.
Kritik terhadap Kebijakan Inggris
Pemerintah Inggris sebelumnya meluncurkan program insentif senilai £650 juta (sekitar Rp13 triliun) untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik. Program ini mencakup subsidi hingga £3.750 (sekitar Rp75 juta) bagi pembeli mobil dari merek seperti Nissan, Peugeot, dan Vauxhall.
Namun, kebijakan itu mengecualikan mobil buatan China karena alasan emisi karbon dalam proses produksinya.
BYD mengkritik keputusan tersebut dan menilai kebijakan itu justru dapat merugikan pasar otomotif Inggris dalam jangka panjang.












