MOSKOW, 15 September 2025 – Kilang minyak Kirishi, salah satu yang terbesar di Rusia, terbakar usai dihantam serangan drone Ukraina pada Minggu (15/9) dini hari. Insiden ini menambah daftar panjang serangan udara Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia yang disebut Kyiv sebagai penopang utama mesin perang Moskwa.
Kilang yang berlokasi di wilayah Leningrad itu dioperasikan perusahaan energi raksasa Surgutneftegas. Dengan kapasitas produksi sekitar 17,7 juta ton per tahun atau setara 355.000 barel per hari, Kirishi masuk jajaran tiga besar kilang minyak Rusia berdasarkan volume produksi.
Menurut Staf Umum Ukraina, ledakan dan kebakaran terjadi di kompleks kilang, disertai foto yang menunjukkan kobaran api dan asap pekat di langit malam.
Gubernur Wilayah Leningrad, Alexander Drozdenko, menyebut tiga drone berhasil ditembak jatuh di sekitar Kirishi. Namun, serpihannya memicu kebakaran di fasilitas kilang. Ia menegaskan tidak ada korban jiwa, dan api berhasil dipadamkan.
Gelombang serangan dan krisis bensin
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan sedikitnya 80 drone Ukraina ditembak jatuh dalam semalam di wilayah Rusia, Krimea yang dianeksasi, serta Laut Azov. Kilang Kirishi sebelumnya juga sempat menjadi sasaran serangan pada Maret lalu, meski hanya menimbulkan kerusakan kecil.
Rangkaian serangan drone Ukraina bertepatan dengan meningkatnya kebutuhan bahan bakar dalam negeri Rusia. Beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah menghadapi kelangkaan bensin. Antrean panjang di SPBU muncul, sementara pemerintah setempat terpaksa melakukan pembatasan penjualan.
Untuk mengatasi krisis, pemerintah Rusia pekan lalu menghentikan ekspor bensin. Larangan penuh diberlakukan hingga 30 September, disusul pembatasan sebagian ekspor hingga 31 Oktober mendatang.
Insiden kereta dan dugaan sabotase
Masih di wilayah Leningrad, sebuah lokomotif diesel anjlok di dekat kota Gatchina, selatan St. Petersburg. Sopir lokomotif dilaporkan terjebak di kabin dan meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit. Drozdenko mengatakan penyelidikan tengah dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya sabotase.
Di wilayah Oryol, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Ukraina, tiga orang tewas akibat ledakan bom di jalur kereta api. Gubernur Andrey Klychkov menyebut salah satu korban adalah anggota Garda Nasional Rusia. Bom ditanam di dekat kota Maloarkhangelsk, namun otoritas pusat belum memberi pernyataan resmi terkait penyebab ledakan.
Gangguan siber di hari pemungutan suara
Di tengah serangan fisik, Rusia juga menghadapi serangan digital. Ketua Komisi Pemilihan Umum Rusia, Ella Pamfilova, melaporkan adanya gelombang serangan siber terhadap sistem pemilu elektronik yang digunakan dalam pemilihan gubernur dan dewan daerah di lebih dari 20 wilayah.
“Ini serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi tidak memengaruhi jalannya pemilu,” kata Pamfilova. Situs resmi komisi sempat tidak dapat diakses sepanjang Minggu.
Badan pengawas digital Rusia, Roskomnadzor, mencatat hampir 100 serangan penolakan layanan (DDoS) terhadap sistem terkait pemilu. Namun, pihak berwenang tidak menyebut siapa yang diduga berada di balik aksi tersebut.
Meski demikian, pemilu regional itu diyakini tidak akan menggoyahkan dominasi partai berkuasa Rusia Bersatu dan sekutunya, terlebih setelah pengetatan ruang oposisi sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022.












