BANGKOK, 6 September 2025 – Pengusaha sekaligus politikus senior Thailand, Anutin Charnvirakul, resmi terpilih sebagai perdana menteri, Kamis (4/9). Ia menjadi perdana menteri ketiga dalam dua tahun terakhir, menyusul pencopotan Paetongtarn Shinawatra oleh Mahkamah Konstitusi pekan lalu.
Paetongtarn, anggota dinasti politik paling berpengaruh di Thailand, dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran etik terkait penanganan sengketa perbatasan dengan Kamboja. Pencopotannya menjadi pukulan telak bagi keluarga Shinawatra, yang sejak 2001 mendominasi politik Negeri Gajah Putih.
Bhumjaithai Tinggalkan Koalisi
Partai Bhumjaithai pimpinan Anutin keluar dari koalisi Pheu Thai yang dipimpin keluarga Shinawatra, lalu meraih cukup dukungan parlemen untuk mengantarkannya ke kursi perdana menteri. Meski demikian, jalan pemerintahan baru belum sepenuhnya mulus.
Thailand dalam dua dekade terakhir kerap dilanda pergantian pemerintahan mendadak akibat intervensi pengadilan dan kudeta militer. Paetongtarn sendiri menjadi perdana menteri kelima yang diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi, seluruhnya berasal dari lingkaran politik Thaksin Shinawatra.
Thaksin Kembali Tinggalkan Negeri
Pada Kamis malam, perhatian publik tertuju pada jet pribadi yang membawa Thaksin keluar dari Thailand. Dalam unggahan di media sosial, Thaksin mengaku terbang ke Dubai untuk berobat, namun berjanji akan kembali menghadiri sidang pengadilan 9 September mendatang. Ia berpotensi kembali masuk penjara.
Sementara itu, Pheu Thai semakin tersisih. Satu-satunya kandidat tersisa, Chaikasem Nitisiri, dalam kondisi kesehatan buruk dan minim dukungan publik.
Profil Anutin: Politikus Transaksional
Anutin (58) dikenal sebagai politikus kawakan sekaligus pengusaha sukses. Ia berasal dari keluarga kaya yang menggeluti bisnis konstruksi, termasuk pembangunan kompleks parlemen baru. Karier politiknya kerap disebut transaksional. Bhumjaithai yang dipimpinnya pernah berkoalisi dengan kubu konservatif-militer maupun Pheu Thai.
Saat menjabat Menteri Kesehatan pada 2022, Anutin mendapat sorotan karena melonggarkan aturan penggunaan ganja di Thailand. Di luar politik, ia dikenal sebagai pilot hobi dengan tiga pesawat pribadi.
Kini, ia memimpin pemerintahan dengan basis dukungan rapuh. Bhumjaithai hanya memiliki 69 kursi dari 500 di parlemen. Dukungan datang dari Partai Rakyat—partai progresif dengan jumlah kursi terbanyak—yang sebelumnya dibatasi oleh konstitusi hasil rancangan militer.
Pemerintahan Sementara
Partai Rakyat setuju mendukung Anutin dengan syarat ia segera menggelar pemilu dalam empat bulan ke depan dan memulai amandemen konstitusi. Dukungan tersebut hanya bersifat sementara, sebatas menjaga kelangsungan pemerintahan hingga pemilu digelar.
Dengan waktu yang terbatas, Anutin menghadapi tantangan besar: menakhodai Thailand keluar dari krisis politik berkepanjangan, sekaligus mempertahankan stabilitas di tengah tarik-menarik kepentingan politik yang kuat.












