Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali menuai kontroversi usai mengunggah gambar hasil kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan dirinya mengenakan pakaian Paus Katolik. Unggahan tersebut muncul hanya beberapa hari sebelum para kardinal Vatikan memulai konklaf untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik, menyusul wafatnya Paus Fransiskus bulan lalu.
Gambar itu diposting oleh Trump di platform miliknya, Truth Social, pada Jumat malam waktu setempat, dan kemudian diunggah ulang oleh akun resmi Gedung Putih di platform X. Dalam gambar tersebut, Trump tampak duduk serius di kursi megah, mengenakan jubah putih dan ciri khas Paus, dengan telunjuk kanan terangkat.
Presiden Trump sebelumnya sempat melontarkan gurauan bahwa dirinya “ingin menjadi Paus” dan menyebut Kardinal Timothy Dolan dari New York sebagai kandidat “sangat baik” untuk menggantikan Paus Fransiskus. Namun, Vatikan menegaskan bahwa Dolan tidak termasuk dalam daftar calon kuat. Meski begitu, ada nama Kardinal Joseph Tobin dari Newark, New Jersey, sebagai satu-satunya kandidat asal Amerika Serikat.
Respons Internasional: Dari Vatikan hingga Italia
Respons terhadap unggahan tersebut datang deras dari berbagai penjuru. Kelompok konservatif anti-Trump, Republicans Against Trump, menyebut gambar itu sebagai “penghinaan terang-terangan terhadap umat Katolik dan pelecehan terhadap iman mereka.”
Vatican menolak memberikan komentar resmi terkait unggahan tersebut. Juru bicara Matteo Bruni mengatakan, pihaknya ingin menjaga fokus publik pada proses konklaf yang akan dimulai 7 Mei mendatang.
Kritik juga datang dari luar negeri. Mantan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, menulis di X: “Ini adalah gambar yang menghina umat beriman, melecehkan institusi, dan menunjukkan bahwa pemimpin sayap kanan global menikmati peran sebagai badut, sementara ekonomi Amerika berada di ambang resesi.”
Di dalam negeri, Konferensi Uskup Katolik Negara Bagian New York juga menyampaikan keberatannya. “Tidak ada yang lucu atau cerdas dari gambar ini, Tuan Presiden,” tulis mereka. “Kami baru saja menguburkan Paus Fransiskus yang kami cintai. Para kardinal akan memulai konklaf yang sakral. Mohon jangan permainkan iman kami.”
Kontroversi Serupa: Ketika Trump Berpakaian Raja
Meski banyak menuai kritik, sebagian pendukung Trump menilai tindakan tersebut hanya bentuk lelucon. “Dia jelas hanya bercanda,” ujar Debbie Macchia (60), warga West Palm Beach, Florida, yang menunggu kedatangan Trump di klub golfnya pada Sabtu pagi. “Tapi saya tidak ingin melihat siapa pun melecehkan simbol agama.”
Sebelumnya, Trump juga pernah memicu kontroversi serupa dengan memposting gambar AI dirinya mengenakan mahkota. Gambar tersebut disertai tulisan “LONG LIVE THE KING!” sebagai bentuk serangan terhadap kebijakan tarif lalu lintas di Manhattan.