ELmedia — Lagu ‘Tob Tobi Tob’ tengah menjadi fenomena di media sosial, terutama di platform seperti TikTok. Dengan irama cepat dan permainan kata yang unik, lagu ini menantang banyak orang untuk menyanyikannya tanpa tersandung lidah. Tak hanya viral, lagu ini ternyata memiliki sejarah panjang yang tak banyak diketahui.
Lagu yang sekilas terdengar seperti mantra ini sebenarnya berasal dari sebuah puisi Arab klasik berjudul Sawt Safiri Al-Bulbuli, yang berarti “Suara Kicauan Burung Bulbul”. Puisi ini dikaitkan dengan al-Asma’i, seorang penyair dan ahli bahasa dari era Abbasiyah. Konon, ia menciptakan puisi ini sebagai tantangan bagi Khalifah Abu Ja’far al-Mansur, yang terkenal gemar menguji para penyair dengan permainan kata-kata yang kompleks.
Versi lagu yang kini viral dibawakan oleh Ahmed El Qatani, seorang penyanyi dari Timur Tengah. Lagu ini pertama kali dirilis pada 2012, namun kembali populer setelah banyak digunakan sebagai latar video di TikTok. Keunikan lirik serta cara penyampaian yang cepat dan berirama membuat lagu ini semakin diminati oleh banyak orang di berbagai belahan dunia.
Di balik kesan ringan dan menghibur, ‘Tob Tobi Tob’ sebenarnya menyimpan makna mendalam. Liriknya mengungkapkan kekaguman terhadap keindahan alam, yang dalam budaya Arab sering dikaitkan dengan perasaan cinta dan kerinduan. Burung bulbul dalam lagu ini melambangkan suara indah yang mampu membangkitkan emosi dan romantisme.
Selain itu, repetisi kata seperti “Tob Tobi Tob” tidak hanya memberikan nuansa musikal yang khas, tetapi juga membuat lagu ini mudah diingat dan dinyanyikan. Kombinasi antara sejarah, sastra, dan keunikan musikal inilah yang menjadikan ‘Tob Tobi Tob’ lebih dari sekadar tren viral, tetapi juga warisan budaya yang tetap hidup di era digital.
Lirik Lagu ‘Tob Tobi Tob’
Sawtu safīr al-bulbuli
Hayyaja qalbi al-thamuli
Al-mā’u wa al-zahru ma‘an
Ma‘a zahri laḥẓi al-muqali
Wa anta yā sayyid lī
Wa sayyidī wa mawlalī
Fakam fakam tayammani
Ghuzaylun ‘uqayqali
Qattaftahu min wajnatin
Min lathmi wardi al-khajali
Faqāla lā lā lā lā lā
Wa qad ghada muharwali
Wa al-khūdu mālat taraban
Min fi‘li hādhā al-rajuli
Fawallawlat wa wallawlat
Wa lī wa lī yā waylilī
Faqultu lā tawallawilī
Wa baynī al-lu’lu’ulī
Qālat lahu ḥīna kadhā
Inhaḍ wajid bil-naqali
Wa fityatun saqawnanī
Qahwatan ka al-‘asalilī
Shamamtuha bi-anfiyya
Azka min al-qurunfulī
Fī wasṭi bustānin ḥalī
Bil-zahri wa al-surūri lī
Wa al-‘ūdu dun dun dun lī
Wa al-ṭablu ṭabṭab ṭab lī
Ṭab ṭabiṭab ṭab ṭabiṭab ṭab
Ṭabiṭab ṭab ṭabiṭab ṭab ṭab lī
Wa al-saqfu saq saq saq lī
Wa al-raqṣu qad ṭāba lī
Shawā shawā wa shāhishu
‘Alā waraq safarjali
Wa gharrada al-qamrī yaṣīḥu
Malalin fī malalī
Walaw tarānī rākiban
‘Alā ḥimārin ahzali
Yamshī ‘alā thalāthatin
Kamshyati al-‘arnajali
Wa al-nāsu tarjum jamalī
Fī al-sūqi bil-qulqulali
Wa al-kullu ka‘ka‘ ka‘ika‘
Khalfī wa man ḥawililī
Lākin mashaytu hāriban
Min khashyati al-‘aqanqali
Ilā liqā’i malikin
Mu‘aẓẓamin mubajjali
Ya’muru lī bikhil‘atin
Ḥamrā’a ka al-dam dam lī
Ajurru fīhā māshiyan
Mubghadidan lil-dhaylī
Anā al-adību al-alma‘ī
Min ḥayyi arḍi al-mawṣilī
Naẓamtu qiṭa‘an zukhrifat
Ya‘jizu ‘anhā al-adabu lī
Aqūlu fī maṭla‘ihā
Ṣawtu ṣafīr al-bulbuli
Terjemahan Lirik Lagu ‘Tob Tobi Tob’
Suara kicauan burung bulbul
Membangkitkan hatiku yang mabuk cinta
Air dan bunga bersatu
Dengan bunga dari tatapan mata
Dan engkau, wahai junjunganku
Tuan dan pemimpinku
Betapa aku tergila-gila
Pada si rusa kecil yang anggun
Kupetik ia dari pipi
Seperti mencium mawar yang malu
Namun ia berkata, “Tidak, tidak, tidak, tidak!”
Lalu berlari dengan tergesa
Sang gadis pun terhanyut dalam tarian
Karena ulah lelaki ini
Ia meratap dan menangis
“Oh tidak! Aku celaka!”
Aku pun berkata, “Jangan menangis
Dan tunjukkan gigi mutiara itu”
Ia lalu berkata kepadanya
“Berdirilah dan bawa hadiah ini!”
Beberapa pemuda memberiku minuman
Kopi manis seperti madu
Aku menghirup aromanya
Lebih harum dari bunga cengkih
Di tengah taman yang indah
Dikelilingi bunga dan kebahagiaan
Bunyi kecapi berdenting
Dan gendang berbunyi “tab tab tab”
Tab tabi tab tab tabi tab tab
Tabi tab tab tabi tab tab tab
Atap pun bergema “saq saq saq”
Dan tarian semakin meriah
Suara panggangan mendesis
Di atas daun quince
Dan burung merpati berkicau
“Bosannya! Bosan sekali!”
Andaikan kau melihatku menunggang
Seekor keledai yang kurus kering
Ia berjalan dengan tiga kaki
Seperti jalannya kepiting
Orang-orang melempariku
Di pasar dengan batu kecil
Semua tertawa mengejek
Di belakang dan di sekelilingku
Namun aku terus berjalan
Melarikan diri dari ketakutan
Hingga bertemu dengan seorang raja
Yang agung dan mulia
Ia memberiku jubah merah
Seperti darah yang mengalir
Aku melangkah dengan bangga
Sambil menyeret ujungnya
Aku adalah penyair cerdas
Dari tanah Mosul
Karya-karyaku begitu indah
Hingga membuat para sastrawan takjub












