Menu

Mode Gelap
Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

Internasional

Wakil Presiden AS JD Vance Kritik Denmark Soal Keamanan Greenland, Picu Ketegangan Diplomatik

badge-check


					Wakil Presiden AS JD Vance, didampingi oleh Menteri Energi Chris Wright dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, berbicara di Pangkalan Luar Angkasa Pituffik milik militer AS di Greenland Perbesar

Wakil Presiden AS JD Vance, didampingi oleh Menteri Energi Chris Wright dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, berbicara di Pangkalan Luar Angkasa Pituffik milik militer AS di Greenland

Nuuk – Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, pada Jumat waktu setempat (28/3/2025) menuding Denmark tidak cukup menjaga keamanan Greenland dari ancaman Rusia dan China. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi wilayah semi-otonom tersebut.

Dalam kunjungannya ke pangkalan militer AS di Pituffik, wilayah utara Greenland, Vance menegaskan bahwa meskipun AS tidak memiliki rencana untuk memperluas kehadiran militer secara langsung, mereka akan berinvestasi dalam sumber daya tambahan, termasuk kapal perang dan kapal pemecah es.

“Denmark belum mengimbangi kebutuhan untuk menjaga pangkalan ini, pasukan kami, dan, menurut saya, rakyat Greenland dari berbagai ancaman agresif, terutama dari Rusia dan China,” ujar Vance tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Tanggapan Keras dari Denmark dan Greenland

Pernyataan Vance memicu reaksi keras dari Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, yang menyebut pernyataan itu tidak adil. “Selama bertahun-tahun, kami telah berdiri berdampingan dengan Amerika Serikat dalam berbagai situasi sulit. Oleh karena itu, tuduhan ini tidak mencerminkan kenyataan,” kata Frederiksen.

Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengakui bahwa negaranya belum berbuat cukup banyak tetapi juga menyoroti bahwa AS juga belum banyak berkontribusi dibandingkan era Perang Dingin, di mana terdapat 17 instalasi militer AS di Greenland dengan lebih dari 10.000 tentara.

Dari pihak Greenland, Perdana Menteri Jens-Frederik Nielsen menilai kunjungan Vance sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap kedaulatan wilayahnya. Nielsen menegaskan bahwa meskipun Greenland tetap menjalin hubungan dengan Denmark, keputusan mengenai masa depannya harus datang dari rakyatnya sendiri.

Ambisi AS atas Greenland

Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan pentingnya Greenland bagi keamanan internasional. “Kami membutuhkan Greenland untuk memastikan perdamaian dunia. Ini bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Trump juga menyoroti aktivitas Rusia dan China di wilayah perairan Greenland, dengan menyatakan bahwa AS tidak bisa bergantung pada Denmark untuk menangani ancaman tersebut.

Iring-iringan kendaraan Wakil Presiden AS JD Vance melintasi Pangkalan Luar Angkasa Pituffik milik militer AS di Greenland.

Kunjungan Vance dan Kepentingan AS

Dalam kunjungannya, Vance ditemani oleh istrinya, Usha Vance, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan Menteri Energi Chris Wright. Pangkalan Pituffik, yang berada 1.200 km di utara Lingkar Arktik, merupakan lokasi strategis bagi sistem peringatan rudal balistik AS.

Di bawah perjanjian tahun 1951, AS memiliki hak untuk mengunjungi pangkalan ini kapan saja dengan pemberitahuan kepada Greenland dan Kopenhagen.

Selain faktor keamanan, AS juga memiliki kepentingan ekonomi di Greenland. Pulau ini memiliki cadangan mineral langka yang diperkirakan dapat memainkan peran penting dalam ekonomi masa depan AS.

Namun, hingga kini, investasi AS di sektor pertambangan Greenland masih sangat terbatas, dengan perusahaan dari Australia, Kanada, dan Inggris mendominasi industri tersebut.

Reaksi Rakyat Greenland

Di tengah kunjungan Vance, muncul protes dari warga Greenland yang menolak campur tangan AS. Demonstran dengan mengenakan topi bertuliskan “Make America Go Away” dan membawa spanduk “Yankees Go Home” menggelar aksi di Nuuk.

Pada Kamis waktu setempat (27/3/2025), penduduk setempat juga menanam bendera Greenland di salju disertai papan bertuliskan “Our Land. Our Future” dalam bahasa Inggris, menegaskan keinginan mereka untuk tetap berdaulat.

Ke Mana Arah Hubungan AS-Greenland?

Meskipun langkah militer tidak dianggap sebagai opsi utama, analis politik Arktik, Andreas Oesthagen, menilai bahwa Trump dan Vance kemungkinan akan terus menekan Greenland melalui pernyataan politik, kunjungan diplomatik, dan instrumen ekonomi.

Dengan mayoritas warga Greenland yang menolak ide menjadi bagian dari Amerika Serikat, masa depan hubungan antara AS, Denmark, dan Greenland masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti, persaingan geopolitik di kawasan Arktik semakin memanas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Brad Lander, Calon Wali Kota New York ditangkap Petugas Imigrasi

18 Juni 2025 - 11:03 WIB

Calon wali kota New York dari Partai Demokrat, Brad Lander, ditangkap petugas imigrasi AS. Gubernur New York turun tangan.

Serangan Besar Rusia Guncang Kyiv, 15 Tewas Ratusan Terluka

18 Juni 2025 - 10:18 WIB

Serangan besar Rusia hantam Kyiv, tewaskan 15 warga termasuk WN AS, ratusan luka. Gedung apartemen hancur.

Hadapi Ancaman China, Taiwan Jalin Kerja Sama dengan Pemasok Drone Ukraina

18 Juni 2025 - 09:12 WIB

Taiwan jalin kerja sama dengan Auterion, pengembang software drone dari AS dan Jerman, untuk perkuat pertahanan dari ancaman China.

Tank Israel Tewaskan 51 Warga Gaza yang Antri Bantuan

18 Juni 2025 - 08:00 WIB

Tank Israel tembak kerumunan warga yang antri bantuan di Gaza selatan. Sedikitnya 51 orang tewas, puluhan luka-luka.

Kronologi Penembakan Politikus Demokrat, Pelaku Nyamar Jadi Polisi

17 Juni 2025 - 12:06 WIB

Penembakan politikus Partai Demokrat di Minnesota tewaskan Melissa Hortman dan suaminya, Senator John Hoffman dan istri terluka parah.
Trending di Internasional