Indianapolis – Liga Basket Putri Amerika Serikat (WNBA) menaikkan klasifikasi pelanggaran terhadap pemain Connecticut Sun, Marina Mabrey, menjadi Flagrant Foul 2 usai insiden mendorong Caitlin Clark dalam pertandingan panas melawan Indiana Fever, Selasa (17/6/2025) malam waktu setempat.
Keputusan itu disampaikan oleh seorang narasumber yang mengetahui situasi tersebut pada Kamis (19/6), meskipun belum ada pengumuman resmi dari pihak liga. Dengan perubahan klasifikasi ini, Mabrey akan dikenai denda otomatis, sesuai ketentuan liga terkait pelanggaran keras.
Tak hanya Mabrey, pemain Fever Sophie Cunningham juga dikenai denda karena keterlibatannya dalam keributan yang terjadi di akhir pertandingan, tepatnya 46 detik sebelum laga usai, saat ia melakukan pelanggaran keras terhadap Jacy Sheldon. Cunningham sudah lebih dulu mendapatkan Flagrant Foul 2 saat pertandingan berlangsung.
Meski insiden memanas, pihak WNBA menyatakan tidak akan ada sanksi tambahan kepada pemain lain yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Seperti biasa, WNBA tidak mengungkap jumlah denda yang dikenakan kepada pemain.
Kronologi Marina Mabrey Dorong Caitlin Clark
Pertandingan antara Indiana Fever dan Connecticut Sun memang berlangsung keras sejak awal. Ketegangan mulai terlihat di kuarter ketiga saat Jacy Sheldon secara tidak sengaja menyentuh mata Caitlin Clark saat bertahan. Caitlin Clark merespons dengan mendorong Sheldon, namun kemudian Marina Mabrey datang dan menabrak Clark hingga terjatuh ke lantai.
Wasit saat itu memberikan pelanggaran teknis kepada Clark dan Tina Charles, serta Mabrey. Namun, dalam laporan wasit seusai laga, ofisial Ashley Gloss menyatakan bahwa tindakan Mabrey “tidak memenuhi kriteria pelanggaran berat” untuk pengusiran langsung atau Flagrant Foul 2.
Namun setelah evaluasi lanjutan, WNBA menaikkan status pelanggaran Mabrey. Keputusan ini memicu perbincangan luas di kalangan penggemar dan analis liga.
Protes Pelatih Fever: “Ofisial Harus Lebih Baik”
Pelatih Indiana Fever, Stephanie White, secara terbuka mengkritik kualitas kepemimpinan wasit dalam laga ini. Menurutnya, kekacauan di penghujung pertandingan adalah buah dari buruknya pengelolaan pertandingan sejak awal.
“Saya sudah berbicara dengan ofisial sejak kuarter pertama,” kata White. “Kami tahu ini akan terjadi. Sudah terlihat tanda-tandanya. Mereka (wasit) harus bisa mengendalikan situasi. Mereka harus tampil lebih baik.”
White menambahkan bahwa wasit menjadi satu-satunya elemen yang tidak mengalami kemajuan di liga. “Semua pihak di WNBA berkembang, kecuali ofisial,” ujarnya.
Insiden ini menambah catatan panas dalam musim WNBA 2025 yang terus menarik sorotan, terutama karena meningkatnya popularitas pemain muda seperti Caitlin Clark. Liga kini berada di bawah tekanan untuk menjaga kualitas dan konsistensi wasit agar pertandingan berjalan dengan adil dan aman.