Washington – Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan persetujuan awal atas penjualan rudal udara-ke-udara senilai 3,5 miliar dollar AS kepada Arab Saudi. Pengumuman yang disampaikan pada Sabtu (3/5/2025) ini, hanya beberapa pekan sebelum kunjungan Presiden Donald Trump ke kerajaan Teluk tersebut.
Penjualan ini diperkirakan akan menjadi salah satu dari sejumlah kesepakatan yang diumumkan selama kunjungan Trump ke Riyadh. Arab Saudi sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk berinvestasi di Amerika Serikat. Total investasi yang direncanakan mencapai 600 miliar dollar AS dalam empat tahun ke depan. Investasi jumbo ini dianggap sebagai bagian dari upaya Riyadh untuk memperkuat hubungan erat dengan Washington. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk menarik kembali perhatian Trump di masa jabatan keduanya.
Isi Penjualan dan Kepentingan Strategis
Kesepakatan tersebut mencakup penjualan 1.000 unit rudal udara-ke-udara AIM-120C-8, termasuk sistem pemandu dan dukungan teknis lainnya ke Arab Saudi. Rudal-rudal tersebut akan diproduksi oleh RTX Corp yang berbasis di Tucson, Arizona. Saat ini, Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi diketahui memiliki armada jet tempur F-15 terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
“Penjualan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan memperkuat keamanan negara mitra yang berkontribusi pada stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk,” ujar pernyataan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA).
Menuju Kongres: Potensi Penolakan dan Pengawasan
Walau telah mendapat persetujuan awal, rencana penjualan ini harus melalui proses di Kongres AS. Para anggota legislatif kerap menyampaikan pandangan kritis terhadap penjualan senjata ke Arab Saudi. Sikap ini semakin menguat sejak terjadinya perang di Yaman dan pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, pada 2018.
Intelijen AS menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang kemungkinan besar akan bertemu Trump dalam kunjungan mendatang, memerintahkan operasi terhadap Khashoggi. Pihak kerajaan tetap membantah keterlibatan sang pangeran.
Jejak Trump dan Arah Hubungan AS–Teluk
Kunjungan Trump ke Arab Saudi pada 2017 sempat mengejutkan dunia internasional. Langkah tersebut menyimpang dari tradisi presiden AS yang biasanya memilih Kanada, Meksiko, atau Inggris sebagai destinasi luar negeri pertama mereka. Kunjungan itu menandai kedekatan pemerintahan Trump dengan negara-negara Teluk yang kaya minyak, yang juga merupakan target pasar bagi bisnis properti miliknya.
Setelah kembali menjabat sebagai presiden, Trump melanjutkan pendekatan strategis dengan negara-negara Teluk. Pemerintahannya juga telah memberikan persetujuan awal kepada Qatar untuk membeli delapan drone bersenjata MQ-9B Reaper dengan nilai hampir 2 miliar dollar AS.












