Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Barat Akui Negara Palestina, Israel Murka

badge-check


					Pengungsi Palestina, 16 September 2025. (foto: REUTERS/Mahmoud Issa) Perbesar

Pengungsi Palestina, 16 September 2025. (foto: REUTERS/Mahmoud Issa)

LONDON/TORONTO, 22 September 2025 – Empat negara Barat, yakni Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal, secara resmi akui negara Palestina pada Minggu (21/9). Langkah ini diambil di tengah kian memburuknya perang di Gaza, sekaligus sebagai dorongan baru terhadap solusi dua negara.

Keputusan tersebut membuat keempatnya bergabung dengan lebih dari 140 negara lain yang telah lama mendukung aspirasi Palestina untuk memiliki tanah air merdeka dari wilayah pendudukan.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan pernyataan yang sarat simbolisme, mengingat peran historis London dalam pembentukan Israel pasca-Perang Dunia II.

“Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi rakyat Palestina dan Israel, Inggris secara resmi mengakui Negara Palestina,” ujar Starmer. Ia menambahkan, krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik nadir akibat serangan tanpa henti Israel.

Reaksi Israel: “Hadiah untuk Terorisme”

Pengakuan ini memicu kemarahan Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam langkah tersebut, menyebutnya sebagai “hadiah besar bagi terorisme”.

“Saya punya pesan yang jelas: negara Palestina tidak akan berdiri di sebelah barat Sungai Yordan,” tegas Netanyahu, merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan memicu perang berkepanjangan di Gaza.

Menurut otoritas kesehatan setempat, kampanye militer Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, sebagian besar sipil, serta menyebabkan kelaparan dan kehancuran masif.

Sambutan dari Palestina

Pengakuan dari keempat negara tersebut disambut hangat oleh warga Palestina.

“Ini adalah kewajiban moral setiap manusia yang bermartabat untuk mendukung Palestina dalam penderitaan yang mereka alami,” kata Sharaf Al Tarda, warga Hebron, Tepi Barat.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut pengakuan itu sebagai langkah untuk membuka jalan menuju hidup berdampingan “dalam keamanan, perdamaian, dan bertetangga baik”. Hamas pun menyambut baik, meski mendesak agar disertai langkah nyata menghentikan perang.

Tekanan Politik di Barat

Langkah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal juga mencerminkan tekanan politik dalam negeri masing-masing. Gambar anak-anak kelaparan di Gaza dan meningkatnya jumlah korban jiwa menimbulkan kemarahan publik terhadap ketidakmampuan pemerintah Barat menekan Israel.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menegaskan, pengakuan negaranya bukanlah legitimasi bagi terorisme. “Ini justru memperkuat mereka yang menginginkan koeksistensi damai,” katanya.

Sementara Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, menyebut pengakuan ini sebagai “garis fundamental kebijakan luar negeri” dan menekankan urgensi gencatan senjata.

AS Belum Berkomentar

Hingga kini, Amerika Serikat—sekutu terdekat Israel—belum memberikan tanggapan resmi. Presiden Donald Trump sebelumnya telah menegaskan penolakannya terhadap pengakuan negara Palestina.

Di dalam negeri Israel, beberapa pejabat sayap kanan bahkan mendorong langkah balasan berupa aneksasi de facto Tepi Barat.

Babak Baru Diplomasi

Bagi banyak pihak, keputusan ini menandai babak baru diplomasi internasional. Kepala Misi Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, menyebut pengakuan tersebut sebagai “momen mengoreksi sejarah”.

“Hari ini, pemerintah Inggris berdiri dan berkata: kita harus memperbaiki kesalahan masa lalu,” ujarnya penuh haru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional