Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

News

Dugaan Pungli Uang Sertifikasi di SMAN 1 Tanggul Jember, Para Guru akan Lapor APH

badge-check


					Oplus_16777216 Perbesar

Oplus_16777216

Jember – Sejumlah guru di SMAN 1 Tanggul, Kabupaten Jember, mengeluhkan dugaan praktik pemotongan dana sertifikasi yang dilakukan secara tidak transparan.  Pemotongan ini disebut terjadi setiap kali dana sertifikasi guru cair dari pemerintah.

Seorang guru berstatus honorer yang meminta namanya disamarkan mengaku diminta membayar Rp 25.000 setiap kali dana sertifikasi diterima. Tak hanya itu, guru ASN senior dan berpengalaman juga menyatakan dirinya diminta menyerahkan uang sebesar Rp 50.000 kepada seseorang berinisial Bbg yang disebut sebagai “pengepul” oleh para guru.

“Katanya itu untuk menyukseskan program Dinas Pendidikan. Tapi kami tidak pernah tahu programnya apa, dan tidak pernah ada transparansi. Kami hanya disuruh bayar tiap sertifikasi cair,” ujar salah satu guru.

Menurut informasi yang dihimpun, pemungutan dilakukan oleh seorang staf inisal Bbg yang kerap disebut sebagai “tangan kanan” Kepala Sekolah. Ia diduga mengumpulkan uang dari para guru atas instruksi langsung MMS, Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggul.

“Kami merasa tertekan. Kalau tidak mau membayar, katanya harus membuat surat pernyataan, bahkan ada ancaman mutasi. Kami merasa dipaksa dan diintimidasi,” ujar sumber lain yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Para guru menyebut, kondisi di SMAN 1 Tanggul saat ini sangat tidak kondusif. Mereka mengeluhkan kepemimpinan Kepala Sekolah yang dinilai otoriter dan tidak bisa diajak berdialog. Bahkan, banyak guru merasa seperti bekerja di bawah tekanan layaknya kerja paksa.

“Kepala sekolah ini dulunya juga sudah pernah didemo saat menjabat di sebuah SMA di Situbondo sebelum dipindah ke Jember. Tapi rupanya sikapnya tidak berubah,” kata salah satu guru lainnya.

Para guru berencana membawa persoalan ini ke aparat penegak hukum, termasuk Unit Tipikor Polres Jember, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Gubernur Jawa Timur, karena menilai tindakan ini sudah masuk kategori pungutan liar (pungli) dan penyalahgunaan wewenang.

Hingga saat ini MMS, Kepala SMAN 1 Tanggul belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi via telepon maupun pesan WhatsApp yang bersangkutan tidak menjawab.

Sementara Kepala Seksi SMA Cabdin Jember – Lumajang Cahyo Budi saat dihubungi lewat seluler akan mengecek dan menindak apabila itu terjadi. “Saya akan cek dulu kebenaran kasus di SMAN 1 Tanggul tentang hal itu” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Dirjen Pesantren, Babak Baru Perhatian Negara untuk Dunia Santri

24 Oktober 2025 - 09:27 WIB

Pesantren Menyapa Dunia Digital: Kolaborasi Ilmu, Teknologi, dan Akhlak

22 Oktober 2025 - 15:08 WIB

Lomba FASI Banyuwangi 2025 Resmi Dibuka, Ratusan Siswa SD Ikuti MTQ dan Pildacil

16 Oktober 2025 - 12:38 WIB

Ratusan siswa SD dari berbagai kecamatan di Banyuwangi ikut Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) 2025 di GOR dan SMPN 1 Giri Banyuwangi.

Senyum Mekar 46 Warga Desa Gladag saat Terima BLT-DD Triwulan IV  

8 Oktober 2025 - 21:09 WIB

TP PKK Rogojampi Gelar Sosialisasi Dampak Nikah Siri di Desa Gladag

8 Oktober 2025 - 12:44 WIB

Trending di News