Brussels – Uni Eropa (UE) tengah bersiap memberlakukan tarif balasan terhadap barang-barang asal Amerika Serikat senilai €72 miliar (setara Rp1.260 triliun). Tarif ini mencakup berbagai produk mulai dari pesawat Boeing, wiski bourbon, hingga kendaraan bermotor. UE mengambil langkah ini sebagai respons atas ancaman pemberlakuan tarif impor sebesar 30% oleh Amerika Serikat mulai 1 Agustus mendatang.
Dalam dokumen yang dikirimkan ke negara-negara anggota UE pada Selasa (15/7/2025), Komisi Eropa merinci daftar produk yang akan dikenai tarif jika pembicaraan dagang dengan Washington gagal mencapai kesepakatan. Daftar tersebut disusun sebelum pengumuman Trump pada akhir pekan lalu yang memperketat tekanan terhadap blok 27 negara tersebut.
Selain produk-produk industri besar, paket tarif juga mencakup barang-barang pertanian dan makanan seperti buah-buahan, sayuran, anggur, bir, serta minuman beralkohol lainnya senilai Rp111,1 triliun.
“Pesan yang disampaikan dalam pertemuan para menteri kemarin adalah yang terkuat sejak kami mulai berdiskusi dengan AS. Oleh karena itu, kami akan tetap bernegosiasi, tetapi juga bersiap,” ujar Kepala Perdagangan UE Maros Sefcovic dalam konferensi pers di Brussels, Senin (14/7).
Ancaman Trump dan Reaksi Eropa
Presiden Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif tinggi pada produk UE, menyebut pihak Eropa “tidak adil” dalam hubungan perdagangan. Ia juga memperingatkan bahwa AS akan membalas setiap upaya tarif balasan dari Eropa dengan menaikkan tarif menjadi di atas 30 persen.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot menyebut ancaman Trump sebagai bentuk “pemaksaan yang menyerupai pemerasan”. Ia menekankan bahwa UE tetap mengutamakan kesepakatan damai, namun tidak ingin tunduk sepenuhnya pada tekanan Amerika Serikat.
Proses Pemberlakuan Tarif Balasan Eropa
Komisi Eropa belum menentukan besaran tarif untuk setiap produk yang masuk dalam daftar. Untuk dapat diberlakukan, usulan tersebut harus mendapatkan persetujuan mayoritas negara anggota. Dalam praktiknya, Komisi akan mengakomodasi masukan dari setiap negara anggota. Kebijakan tersebut dapat dilanjutkan kecuali ditolak oleh setidaknya 15 dari 27 negara anggota.
Industri minuman beralkohol Eropa – khususnya produsen anggur di Prancis, Spanyol, dan Italia – telah menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap potensi dampak buruk dari tarif balasan. Sebelumnya, minuman beralkohol sempat dihapus dari daftar tarif pertama UE pada April lalu demi memberi ruang untuk negosiasi.
Meski demikian, situasi masih dinamis. Penangguhan paket tarif sebelumnya terhadap produk AS senilai Rp367,5 triliun kini diperpanjang hingga 6 Agustus, memberi waktu tambahan untuk perundingan.
Pasar Merespons
Di tengah ketegangan, pasar saham Eropa mencatat kenaikan tipis pada perdagangan Selasa. Pemicu kenaikan ini adalah komentar Trump yang menyatakan dia masih terbuka untuk berdialog dengan mitra dagang internasional, termasuk Uni Eropa.
Komisi Eropa pertama kali mengusulkan paket tarif balasan tahap kedua pada Mei lalu dalam bentuk uji publik. Dari nilai awal Rp1.662,5 triliun, paket tarif balasan tersebut kini telah berkurang menjadi Rp1.260 triliun. Meskipun demikian, paket tersebut tetap mempertahankan sebagian besar produk utama sebagaimana usulan awal.