Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Israel Kembali Tembaki Warga Gaza Saat Antri Bantuan, 94 Tewas

badge-check


					Seorang wanita diangkut dengan gerobak keledai karena terkena pecahan granat di bagian kepala saat berada di lokasi distribusi pangan di Gaza yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) pada Juni 2025. (foto: AP) Perbesar

Seorang wanita diangkut dengan gerobak keledai karena terkena pecahan granat di bagian kepala saat berada di lokasi distribusi pangan di Gaza yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) pada Juni 2025. (foto: AP)

Gaza – Serangan udara dan penembakan yang terjadi semalam hingga Kamis (3/7/2025) di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 94 warga Palestina, termasuk 45 orang yang sedang berusaha antri dan mendapatkan bantuan kemanusiaan, menurut keterangan rumah sakit dan Kementerian Kesehatan Gaza.

Militer Israel belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.

Sebanyak lima orang tewas di dekat fasilitas milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi bentukan Amerika Serikat dan Israel yang bertugas untuk menyalurkan bantuan pangan ke Gaza. Sementara itu, 40 orang lainnya tewas saat mengantre bantuan di berbagai lokasi lainnya di wilayah tersebut.

Laporan Amnesty: Bantuan Jadi Jebakan Mematikan 

Amnesty International pada Kamis menerbitkan laporan yang menuduh Israel dan GHF menggunakan taktik kelaparan sebagai alat genosida terhadap warga Palestina. Laporan itu menyebut GHF menciptakan “jebakan mematikan” bagi warga yang kelaparan melalui pos bantuan yang dijaga ketat dan dekat dengan posisi militer Israel.

“Israel telah mengubah pencarian bantuan menjadi jebakan maut bagi warga Palestina yang kelaparan dan putus asa,” demikian bunyi laporan Amnesty.

Laporan juga menyebutkan kondisi kesehatan dan pangan di Gaza telah mencapai titik krisis, dengan wabah penyakit meluas dan kelaparan yang makin parah.

Menteri Luar Negeri Israel membantah keras laporan Amnesty, menyebut organisasi itu telah “bersekutu dengan Hamas dan menyebarkan propaganda mereka”.

Kematian di Tengah Upaya Gencatan Senjata

Gempuran terbaru Israel juga menghantam tenda-tenda pengungsi di kawasan Muwasi, menewaskan sedikitnya 15 orang. Serangan terpisah di sebuah sekolah yang menjadi tempat perlindungan di Gaza City juga merenggut 15 nyawa.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban tewas di wilayah tersebut sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 kini telah melampaui 57.000 orang. Angka tersebut mencakup 223 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang dan kini telah dikonfirmasi meninggal dunia. Lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan ini terjadi di tengah pembicaraan gencatan senjata yang terus berlangsung antara Israel dan Hamas. Mantan Presiden AS Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa Israel telah menyetujui gencatan senjata selama 60 hari. Dia kemudian mendesak Hamas untuk menyepakati tawaran tersebut sebelum kondisi memburuk.

Namun, tanggapan Hamas yang tetap menuntut diakhirinya perang membuat masa depan kesepakatan tersebut belum jelas.

Distribusi Bantuan di Tengah Ancaman

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lebih dari 500 warga Palestina tewas di atau dekat pusat distribusi GHF dalam sebulan terakhir. GHF, kini menggantikan peran PBB dalam penyaluran bantuan. Pos-pos GHF tersebut dijaga oleh kontraktor keamanan swasta dan berada di dekat posisi militer Israel.

Pejabat Palestina dan sejumlah saksi mata menuduh tentara Israel menembaki warga yang mendekati lokasi distribusi. Militer Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan militan Hamas dan peluncur roket yang aktif menembakkan roket ke wilayah Israel dari Gaza utara.

Perang yang berlangsung hampir dua tahun ini bermula dari serangan militan Hamas ke Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.

Kini, Gaza berada dalam kondisi nyaris luluh lantak. Lebih dari 90% dari 2,3 juta penduduknya telah mengungsi. Krisis kemanusiaan yang membayangi wilayah tersebut terus memburuk, dengan ratusan ribu warga hidup dalam kelaparan dan tanpa akses medis layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional