Menu

Mode Gelap
Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri 5 Negara Jatuhkan Sanksi ke Dua Menteri Israel

Internasional

Jaksa-Jaksa AS Mundur Massal Tolak Perintah Trump Untuk Menghentikan Kasus Korupsi

badge-check


					Jaksa-Jaksa AS Mundur Massal Tolak Perintah Trump Untuk Menghentikan Kasus Korupsi Perbesar

Jaksa-jaksa di Amerika Serikat mundur massal pada hari Kamis (13/2/2025), karena diperintahkan Pemerintahan Trump untuk menghentikan kasus suap terhadap Walikota New York City, Eric Adams. Pada Bulan September tahun lalu, Adams diduga telah menerima hadiah yang totalnya lebih dari $100.000 dari warga negara Turki sebagai imbalan untuk beberapa bantuan. Ia membantah tuduhan tersebut.

Penjabat Jaksa AS Manhattan, Danielle Sassoon, adalah satu dari beberapa Jaksa yang memilih untuk mengundurkan diri daripada mengikuti perintah yang dianggap sebagai upaya melemahkan independensi kantor kejaksaan AS.

“Saya tetap bingung dengan proses terburu-buru dan dangkal yang digunakan untuk mencapai keputusan ini,” tulis Sassoon dalam surat sepanjang delapan halaman kepada Jaksa Agung Pam Bondi.

Setelah Sassoon menolak untuk membatalkan kasus tersebut, pemerintahan Trump mengarahkan John Keller, penjabat kepala unit korupsi publik Departemen Kehakiman, untuk mengambil alih.

Keller kemudian juga mengundurkan diri pada hari Kamis, begitu pula dengan Kevin Driscoll, seorang pejabat senior di divisi kriminal departemen tersebut.

Tiga deputi lainnya di unit korupsi publik Departemen Kehakiman – Rob Heberle, Jenn Clarke, dan Marco Palmieri – juga mengundurkan diri pada hari Kamis atas kasus Adams.

Pengunduran diri ini terjadi di tengah upaya Presiden Donald Trump untuk merombak lembaga tersebut, yang menurutnya telah digunakan sebagai senjata melawan lawan politik. Trump telah memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang melibatkan dirinya sejak ia dilantik, dan juga meminta informasi tentang ribuan agen FBI yang terkait dengan penyelidikan serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS.

Sementara itu, di tempat terpisah, Trump menyatakan tidak memerintahkan Departemen Kehakiman untuk melakukan penghentian kasus itu. “Saya tidak tahu apa-apa. Saya tidak memintanya,” jawab Trump ketika di tanya wartawan mengenai hal tersebut di Gedung Putih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kronologi Penembakan Politikus Demokrat, Pelaku Nyamar Jadi Polisi

17 Juni 2025 - 12:06 WIB

Penembakan politikus Partai Demokrat di Minnesota tewaskan Melissa Hortman dan suaminya, Senator John Hoffman dan istri terluka parah.

Israel dan Iran Saling Balas Serangan Udara, Trump Desak Warga Tinggalkan Teheran

17 Juni 2025 - 11:00 WIB

Trump minta warga tinggalkan Teheran usai lima hari serangan antara Iran dan Israel. Negosiasi damai tertunda, korban sipil terus bertambah.

Museum Louvre Paris Tutup Akibat Mogok Kerja

17 Juni 2025 - 10:05 WIB

Museum Louvre di Paris tutup mendadak akibat mogok kerja staf, memprotes lonjakan wisatawan dan kondisi kerja buruk.

WhatsApp Tampilkan Iklan, Tak Ganggu Obrolan Pribadi

17 Juni 2025 - 09:55 WIB

WhatsApp mulai tampilkan iklan di tab Updates. Obrolan pribadi tetap terenkripsi dan tak digunakan untuk penargetan iklan.

Camat Rogojampi Monev Realisasi DD-ADD Desa Gladag dan Capaian Pemasukan PBB-P2 Tahun 2025

16 Juni 2025 - 15:30 WIB

Trending di News