Seoul – Korea Selatan menghadapi tantangan demografis serius yang berdampak langsung pada sektor pendidikan. Sebanyak 49 sekolah dasar, menengah, dan atas di 17 kota serta provinsi di Korea Selatan akan ditutup tahun ini akibat penurunan populasi usia sekolah.
Menurut data terbaru dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan, jumlah sekolah yang ditutup karena kekurangan siswa meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari 22 pada tahun 2023 menjadi 33 pada tahun 2024. Sebagian besar sekolah yang akan ditutup, yakni 88 persen, berada di daerah pedesaan.
Provinsi Jeolla Selatan mencatat jumlah sekolah tertinggi yang berpotensi ditutup, yakni 10 sekolah, diikuti oleh Provinsi Chungcheong Selatan dengan sembilan sekolah, Provinsi Jeolla Utara dengan delapan sekolah, serta Provinsi Gangwon dengan tujuh sekolah. Dari 49 sekolah yang akan ditutup, 38 di antaranya adalah sekolah dasar, sementara delapan di antaranya adalah sekolah menengah pertama dan tiga sekolah menengah atas.
Penurunan populasi usia sekolah di Korea Selatan disebabkan oleh tingkat kesuburan yang sangat rendah. Sejak tahun 2020, jumlah kematian di Korea Selatan telah melampaui jumlah kelahiran, menandai awal dari penurunan populasi. Pada tahun 2024, tingkat kesuburan total (TFR) Korea Selatan diproyeksikan mencapai 0,68—angka terendah di dunia.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat kelahiran meliputi biaya hidup yang tinggi, beban kerja yang berat, ketidaksetaraan gender, dan pandangan sosial yang berubah. Pemerintah telah berupaya menangani krisis ini dengan berbagai kebijakan, seperti subsidi kelahiran dan tunjangan orang tua, namun hasilnya masih belum signifikan.
Dampak dari penutupan sekolah ini tidak hanya dirasakan dalam sektor pendidikan, tetapi juga dalam sektor ekonomi dan keamanan nasional Korea Selatan. Dengan semakin sedikitnya jumlah tenaga kerja muda, pertumbuhan ekonomi melambat dan beban sistem kesehatan meningkat.
Penutupan sekolah ini menjadi cerminan dari tantangan demografis yang dihadapi Korea Selatan dan menuntut solusi yang lebih efektif untuk mengatasi krisis ini.