Portadown, Irlandia Utara – Gelombang kerusuhan anti-imigran kembali mengguncang Irlandia Utara pada Kamis (12/6/2025) malam waktu setempat. Bentrokan terjadi di kota Portadown, sekitar 50 kilometer dari Belfast. Dalam insiden tersebut, para perusuh menyerang aparat keamanan dengan bom molotov, batu, dan kembang api.
Kerusuhan ini menandai malam keempat kekacauan yang dipicu oleh kasus hukum yang melibatkan dua remaja laki-laki berusia 14 tahun. Keduanya dituduh melakukan pelecehan seksual berat terhadap seorang remaja perempuan dan telah dihadapkan ke pengadilan awal pekan ini. Menurut media setempat, sidang dilakukan dengan bantuan penerjemah bahasa Rumania, ini mengindikasikan bahwa para terdakwa berasal dari komunitas migran. Meskipun demikian, pihak pengacara menyatakan bahwa kliennya membantah dakwaan tersebut.
Ketegangan meningkat setelah munculnya sejumlah aksi protes anti-imigran di berbagai titik, termasuk Portadown. Pihak kepolisian mengerahkan pasukan besar dengan perlengkapan anti huru-hara serta kendaraan lapis baja untuk mengamankan wilayah. Beberapa ruas jalan ditutup dan sejumlah fasilitas umum seperti tong sampah dibakar, sementara puing-puing berserakan di sepanjang jalan.

Seorang petugas polisi antihuru-hara berusaha memadamkan api pada malam keempat kerusuhan, menyusul unjuk rasa terkait dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja perempuan setempat, di Portadown, Irlandia Utara, pada 12 Juni 2025. (foto: REUTERS/Clodagh Kilcoyne)
Situasi Ballymena Terkendali
Namun, tidak semua aksi protes berkembang menjadi kerusuhan. Di Ballymena — titik panas utama dalam dua malam kekerasan sebelumnya — situasi relatif terkendali. Menurut laporan media lokal, kehadiran aparat yang masif dan hujan deras turut meredam situasi.
“Semalam memang masih ada kelompok yang berkumpul, tetapi suasananya jauh lebih tenang dibandingkan malam sebelumnya,” ujar Paul Frew, anggota parlemen lokal dari Partai Unionis Demokratik (DUP), kepada BBC. “Mudah-mudahan ini adalah akhir dari semua kekacauan ini.”
Lebih lanjut, Kepolisian Irlandia Utara belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait jumlah korban luka atau penangkapan dalam insiden terbaru ini. Namun, mereka mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh sentimen kebencian yang berpotensi memperkeruh keadaan.
Ketegangan ini mencerminkan kerentanan sosial yang meningkat di wilayah tersebut, di tengah isu migrasi yang terus menjadi polemik di sejumlah kota di Inggris dan Irlandia Utara.