Moskow – Media pemerintah Rusia dan beberapa blogger militer melaporkan bahwa pasukan Rusia telah kuasai desa pertama di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina bagian timur-tengah, pada Senin (30/6/2025). Ini menjadi kemajuan terbaru Moskow yang dalam dua bulan terakhir telah merebut sekitar 950 kilometer persegi wilayah Ukraina.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi baik dari pihak Ukraina maupun Kementerian Pertahanan Rusia terkait klaim tersebut.
Di tengah meningkatnya pembicaraan soal kemungkinan damai antara Moskow dan Kyiv, situasi di lapangan justru menunjukkan eskalasi konflik. Pasukan Rusia disebut telah mencaplok wilayah seluas 200 kilometer persegi di wilayah Sumy dan mulai memasuki Dnipropetrovsk sejak bulan lalu.
Menurut peta militer Ukraina di Deep State Map, Rusia kini menguasai 113.588 kilometer persegi wilayah Ukraina — meningkat hampir 943 kilometer persegi sejak akhir April hingga 28 Juni.
Media pemerintah Rusia RIA Novosti mengutip pernyataan Vladimir Rogov, seorang pejabat pro-Rusia, yang menyebut bahwa pasukan Moskow telah merebut kendali atas desa Dachnoye, sebuah pemukiman kecil yang terletak tepat di dalam perbatasan wilayah Dnipropetrovsk.
Prospek Damai yang Masih Samar
Rusia menyatakan terbuka untuk perundingan damai. Namun, mereka tetap bersikeras bahwa Ukraina harus menarik pasukannya dari empat wilayah yang telah diklaim sebagai bagian dari Federasi Rusia. Presiden Vladimir Putin bahkan menyebut wilayah tersebut kini secara hukum merupakan bagian dari negaranya.
Namun, bagi Ukraina dan para sekutunya di Eropa, tuntutan tersebut dianggap tidak masuk akal dan sama dengan menyerah tanpa syarat. Kyiv menegaskan tidak akan pernah menerima pendudukan Rusia atas seperlima wilayah nasionalnya.
Rusia kini menguasai seluruh wilayah Krimea, 99 persen wilayah Luhansk, serta lebih dari 70 persen wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Selain itu, beberapa bagian wilayah Kharkiv, Sumy, dan Dnipropetrovsk juga kini masuk dalam zona kontrol militer Rusia.
Sementara itu, belum ada sinyal perdamaian dari kedua belah pihak atas konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022 ini.