California – CEO Meta Platforms Inc., Mark Zuckerberg, menyatakan bahwa perusahaannya akan menggelontorkan ratusan miliar dolar AS untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu langkah ambisius tersebut adalah pembangunan pusat data raksasa hampir seukuran kota Manhattan.
Zuckerberg menuturkan bahwa pusat data tersebut, yang diberi nama Prometheus, diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2026. Selain itu, pusat data lain bernama Hyperion dirancang untuk mencapai kapasitas hingga 5 gigawatt dalam beberapa tahun mendatang.
“Kami membangun beberapa klaster titan tambahan. Satu saja dari pusat data ini sudah seluas Manhattan,” ujar Zuckerberg dalam pernyataannya.
Perlombaan AI
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan AI supercanggih. Fokus utama mereka termasuk kecerdasan buatan umum (artificial general intelligence) yang diproyeksikan mampu melampaui kemampuan berpikir manusia dalam berbagai tugas.
Laporan dari SemiAnalysis menyebutkan bahwa Meta berpotensi menjadi perusahaan AI pertama yang berhasil mengoperasikan supercluster AI dengan daya lebih dari satu gigawatt.
Pendanaan Lewat Bisnis Iklan
Zuckerberg juga menepis kekhawatiran investor terkait besarnya investasi yang digelontorkan. Menurutnya, kekuatan bisnis inti Meta di bidang iklan menjadi landasan utama pembiayaan proyek-proyek besar ini. “Kami memiliki modal dari bisnis kami untuk mewujudkan ini,” katanya.
Meta—induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp—membukukan pendapatan hampir US$165 miliar pada tahun lalu. Pada April lalu, perusahaan menaikkan proyeksi belanja modal 2025 menjadi US$64 miliar hingga US$72 miliar, dalam upaya memperkuat posisinya menghadapi persaingan dari OpenAI dan Google.
Superintelligence Labs: Divisi Baru AI Meta
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Meta baru-baru ini membentuk divisi baru bernama Superintelligence Labs untuk menyatukan seluruh upaya AI perusahaan. Langkah ini diambil menyusul sejumlah tantangan pada model open-source Llama 4 dan hengkangnya beberapa staf kunci.
Divisi baru ini dipimpin oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan mantan bos GitHub, Nat Friedman. Meta sebelumnya menginvestasikan US$14,3 miliar di Scale AI. Dalam beberapa pekan terakhir, Zuckerberg dikabarkan turun langsung dalam merekrut talenta AI papan atas ke divisi tersebut.
Analis dari DA Davidson, Gil Luria, menilai Meta berinvestasi sangat agresif karena AI telah terbukti mendorong bisnis iklan mereka, baik dari sisi volume maupun harga jual.
Meta berharap bahwa Superintelligence Labs bisa menjadi mesin pertumbuhan baru, melalui aplikasi Meta AI, alat iklan berbasis video dari gambar, hingga kacamata pintar.