Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Pakistan Kecam Serangan Amerika Serikat ke Iran, Sehari Setelah Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

badge-check


					Masyarakat menggelar unjuk rasa mengecam serangan Israel terhadap Iran di Lahore, Pakistan, pada Minggu, 22 Juni 2025. (foto: AP/K.M. Chaudary) Perbesar

Masyarakat menggelar unjuk rasa mengecam serangan Israel terhadap Iran di Lahore, Pakistan, pada Minggu, 22 Juni 2025. (foto: AP/K.M. Chaudary)

Islamabad – Pemerintah Pakistan kecam serangan udara Amerika Serikat ke Iran. Kecaman ini muncul hanya berselang kurang dari 24 jam setelah Islamabad secara resmi memuji Trump atas perannya meredakan ketegangan dengan India dan menyatakan ia layak menerima Nobel Perdamaian.

Sikap berbalik ini menyoroti dilema diplomatik yang dihadapi Pakistan di tengah dinamika kawasan, khususnya menyangkut hubungannya dengan dua mitra besar: Amerika Serikat dan Iran.

Pujian untuk Trump Berubah Jadi Kecaman

Pada Sabtu malam, melalui platform X (sebelumnya Twitter) Pakistan  menyebut Trump telah menunjukkan “intervensi diplomatik yang menentukan dan kepemimpinan yang krusial” dalam mendorong gencatan senjata antara Islamabad dan New Delhi. Dalam unggahan tersebut, pemerintah Pakistan secara terbuka merekomendasikan Trump untuk menerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Namun, kurang dari sehari setelah pernyataan itu, Islamabad mengutuk serangan udara Amerika Serikat ke Iran atas perintah Trump. Pemerintah Pakistan menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan “pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan terhadap ketentuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)”.

Kekhawatiran atas Serangan ke Fasilitas IAEA

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyampaikan langsung kekhawatiran itu kepada Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam pembicaraan via telepon pada Minggu. Shehbaz Sharif menyoroti bahwa AS menyerang fasilitas yang berada di bawah pengawasan IAEA.

Sebagai negara yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, Pakistan juga menyatakan dukungannya atas hak Iran untuk membela diri dari serangan Israel. Meski demikian, sampai hari Senin, belum ada tanggapan resmi dari Islamabad terkait kelanjutan rekomendasi Nobel untuk Trump.

Latar Belakang Ketegangan Pakistan–India

Ketegangan antara Pakistan dan India meningkat tajam sejak insiden pembantaian turis di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada April lalu. Kedua negara, yang sama-sama memiliki senjata nuklir, terlibat saring serang selama beberapa minggu sebelum akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata melalui diplomasi atas mediasi Amerika Serikat.

Trump kemudian mengklaim menjadi peran kunci dalam proses itu, yang kemudian menuai apresiasi dari Islamabad. Sebaliknya, India membantah adanya intervensi pihak luar, dan menegaskan bahwa masalah Kashmir adalah urusan domestik.

Wilayah Kashmir selama ini menjadi sengketa panjang antara kedua negara, dengan masing-masing mengklaim kepemilikan penuh atas wilayah Himalaya tersebut. India juga menuduh Pakistan mendukung kelompok militan yang aktif di wilayah itu, namun Pakistan membantah tuduhan tersebut.

Pertemuan di Gedung Putih

Pujian terhadap Trump juga disampaikan menyusul pertemuan makan siang tingkat tinggi pada Kamis lalu di Gedung Putih antara Presiden AS dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Pakistan, Jenderal Asim Munir. Pertemuan selama dua jam lebih itu turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

Menurut pernyataan resmi militer Pakistan, pertemuan tersebut membahas ketegangan yang tengah berlangsung antara Iran dan Israel. Lebih jauh, pertemuan itu juga menekankan pentingnya penyelesaian damai dalam konflik tersebut.

Kini, hanya dalam hitungan jam, Pakistan menghadapi ujian diplomatik besar. Dari pujian atas mediasi damai, ke posisi menentang keras tindakan militer AS terhadap Iran. Islamabad berusaha menavigasi relasi global yang kian kompleks dan berlapis kepentingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional