Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

PBB Desak Raksasa Teknologi Gunakan Energi Terbarukan untuk Pusat Data

badge-check


					Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres saat menyampaikan pidato tentang iklim dan energi terbarukan di markas besar PBB di New York City, Amerika Serikat, pada 22 Juli 2025. (foto: REUTERS/Brendan McDermid) Perbesar

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres saat menyampaikan pidato tentang iklim dan energi terbarukan di markas besar PBB di New York City, Amerika Serikat, pada 22 Juli 2025. (foto: REUTERS/Brendan McDermid)

Washington – Sekjen PBB, António Guterres, mendesak perusahaan-perusahaan teknologi untuk sepenuhnya menggunakan energi terbarukan bagi pusat data mereka paling lambat tahun 2030. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya penggunaan energi fosil oleh industri untuk memenuhi lonjakan kebutuhan daya pusat data.

Dalam pidatonya pada Selasa (22/7/2025) di markas besar PBB di New York, Guterres menekankan bahwa peralihan ke energi bersih bukan hanya mendesak, tetapi juga tak terelakkan. Ia menyesalkan masih banyak negara dan korporasi yang memilih jalur energi fosil.

“Masa depan sedang dibangun di awan (cloud). Masa depan itu harus digerakkan oleh matahari, angin, dan janji dunia yang lebih baik,” ujar Guterres.

Melawan Kebijakan Energi Pemerintahan Trump

Desakan dari Guterres ini datang sehari sebelum Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan mengumumkan AI Action Plan. Sebuah kebijakan eksekutif untuk mempercepat pembangunan kecerdasan buatan (AI) dengan cara melonggarkan pembatasan lahan dan produksi energi.

Trump sebelumnya telah menetapkan status darurat energi nasional untuk mengatasi kebutuhan energi yang sangat besar dari pusat data. Hal itu termasuk melonggarkan pembatasan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar gas, batu bara, dan nuklir.

Pemerintahannya juga telah menandatangani One Big Beautiful Bill Act, yang membatasi insentif bagi energi angin dan surya. Saat ini, dua sumber energi terbarukan tersebut mendominasi antrean proyek pembangkit listrik baru yang menunggu untuk terhubung ke jaringan listrik

Langkah ini mempertegas sikap AS yang semakin condong ke penggunaan energi fosil, sekaligus menambah ketegangan dalam persaingan teknologi dengan China dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Momentum Jelang Konferensi Iklim PBB

Menanggapi tren ini, Guterres menyerukan agar negara-negara memanfaatkan momentum menjelang Konferensi Iklim PBB berikutnya pada bulan September untuk memperbarui rencana iklim nasional mereka, guna memenuhi target Kesepakatan Paris.

Ia juga mengingatkan pentingnya penggunaan air secara berkelanjutan untuk sistem pendingin pusat data.

“Ini adalah kesempatan langka untuk memastikan semua permintaan listrik baru dipenuhi dari sumber energi terbarukan,” kata Guterres.

Pusat data, sebagai tulang punggung dunia digital dan AI, saat ini menyumbang sekitar 2-3 persen dari total konsumsi listrik global. Tanpa langkah transformatif, angka ini akan melonjak tajam dalam dekade mendatang, seiring revolusi AI yang terus melaju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional