Moskow/Chernihiv – Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran masing-masing 307 personel militer pada Sabtu (24/5/2025), sebagai bagian dari putaran kedua pertukaran tawanan yang disebut-sebut akan menjadi yang terbesar selama tiga tahun perang kedua negara.
Pertukaran ini diumumkan secara terpisah oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui kanal Telegram resminya. Zelenskyy menyatakan bahwa proses pemulangan warga Ukraina dari tahanan Rusia masih akan berlanjut.
“Besok kami harapkan lebih banyak lagi,” tulisnya. “Tujuan kami adalah mengembalikan setiap warga kami dari tahanan Rusia.”
Isak Haru dan Kepulangan yang Emosional
Dalam rekaman video, para prajurit Ukraina yang telah bebas turun dari bus yang berhias bendera biru-kuning. Di titik temu di wilayah Ukraina, mereka disambut oleh keluarga yang sudah menanti, beberapa dengan teriakan “Selamat datang!”
Salah seorang prajurit, Dmytro Havrylenko, terlihat memeluk erat anak laki-lakinya dan ibunya. “Sejujurnya, saya masih terkejut,” katanya. “Ini adalah 17 bulan yang sangat sulit. Tapi sekarang semuanya baik-baik saja.”
Di tengah suasana haru, sejumlah perempuan membawa foto kerabat mereka yang masih hilang. Mereka mendekati para mantan tahanan untuk menanyakan informasi. Seorang perempuan bernama Yana berharap ada kabar tentang suaminya yang hilang sejak Ukraina melakukan operasi militer ke wilayah Kursk, Rusia, tahun lalu.
“Barangkali ada yang mengenali fotonya dan bisa memberi sedikit informasi,” ujar Yana. “Ini hari kedua kami di sini. Mungkin hari ini.”
Video lain yang dirilis oleh kantor Presiden Ukraina menunjukkan seorang prajurit menangis dalam pelukan seorang perempuan berseragam militer. Para petugas terlihat memberikan ponsel kepada para prajurit agar dapat menghubungi keluarga mereka. “Saya tidak percaya akhirnya pulang,” ujar salah seorang dari mereka.
Rusia Tampilkan Simbol Lama
Sementara itu, video singkat dari Kementerian Pertahanan Rusia memperlihatkan personel militer Rusia yang telah bebas, turun dari bus dan berfoto bersama dengan bendera Rusia, serta bendera Uni Soviet dan Kekaisaran Rusia.
Putaran pertama pertukaran tahanan telah berlangsung sehari sebelumnya, pada Jumat (23/5), ketika masing-masing negara membebaskan 390 orang, termasuk 120 warga sipil. Kedua pihak menyatakan akan melanjutkan pembebasan lebih banyak tahanan dalam beberapa hari ke depan.
Menuju Perdamaian?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut baik pertukaran ini dan menyebutnya sebagai sinyal positif menuju fase baru dalam upaya negosiasi damai antara Moskow dan Kyiv. Pertukaran tahanan ini merupakan hasil dari pertemuan singkat di Istanbul pada 16 Mei lalu, yang terlaksana atas desakan Trump.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Moskow siap menyerahkan draf dokumen berisi syarat perjanjian damai jangka panjang kepada Ukraina setelah proses pertukaran tahanan ini selesai.
Namun, di tengah upaya diplomatik tersebut, konflik masih terus berlangsung. Beberapa jam sebelum pertukaran pada Sabtu, ibu kota Ukraina, Kyiv, mengalami serangan udara oleh Rusia menggunakan drone jarak jauh dan rudal balistik. Sedikitnya 15 orang terluka dalam serangan tersebut.