Yerusalem – Kebakaran hebat yang melanda perbukitan di luar Yerusalem sejak Rabu (30/4/2025) memaksa evakuasi warga, menutup jalur utama Tel Aviv–Yerusalem, serta membayangi perayaan Hari Kemerdekaan Israel. Sejumlah negara turut mengirimkan bantuan pesawat pemadam untuk memadamkan kebakaran di Yerusalem. Hingga Kamis (1/5/2025), Api telah melahap sekitar 5.000 hektare lahan.
Menurut otoritas pemadam kebakaran dan penyelamatan Israel, kebakaran ini merupakan yang paling besar dalam satu dekade terakhir. Api menyebar cepat akibat suhu panas, kondisi kering, serta angin kencang yang berubah arah secara acak, membakar hutan-hutan pinus yang banyak ditanami di kawasan tersebut.
“Secara ajaib, hingga kini belum ada rumah yang terbakar,” ujar Tal Volvovitch, juru bicara otoritas pemadam kebakaran.
Sebanyak 12 orang telah dirawat di rumah sakit akibat menghirup asap, sementara 10 lainnya menerima pertolongan di lokasi kejadian. Dua puluh petugas pemadam dilaporkan mengalami luka ringan saat berupaya mengendalikan kobaran api.
Bantuan Internasional Mengalir
Sebagai tanggapan atas skala kebakaran, sejumlah negara seperti Italia, Kroasia, Spanyol, Prancis, Ukraina, dan Rumania telah mengirimkan pesawat pemadam. Negara-negara lain seperti Makedonia Utara dan Siprus juga mengirimkan pesawat penyiram air. Pada Kamis pagi, sedikitnya 10 pesawat telah beroperasi, dan delapan pesawat tambahan dijadwalkan tiba sepanjang hari.
Pihak berwenang mencabut perintah evakuasi bagi sekitar 12 komunitas di kawasan perbukitan Yerusalem pada Kamis. Tiga komunitas Katolik yang sempat dievakuasi juga telah kembali. Namun, menurut Farid Jubran dari Patriarkat Latin, lahan pertanian seperti kebun anggur dan pohon zaitun mereka mengalami kerusakan parah, meskipun gereja-gereja bersejarah tidak terdampak.
Jalan Tol Dibuka Kembali, Jejak Kebakaran Terlihat Jelas
Jalan tol utama yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv telah dibuka kembali setelah sempat ditutup pada Rabu akibat kobaran api yang mendekati jalan raya, memaksa para pengendara meninggalkan kendaraannya. Pada Kamis pagi (1/5/2025), bekas-bekas kebakaran tampak jelas di sepanjang jalan tersebut, diselimuti bubuk merah penahan api yang masih melekat di pepohonan gosong.
Otoritas memperingatkan publik untuk menjauhi kawasan hutan dan taman, serta berhati-hati saat menyalakan barbeku, tradisi umum saat Hari Kemerdekaan. Sejumlah perayaan nasional dibatalkan karena sumber daya keamanan dialihkan untuk menangani kebakaran.
Perubahan Iklim Memperburuk Situasi
Anat Gold dari Jewish National Fund (KKL), lembaga yang mengelola hutan di Israel, mengatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem mempercepat penyebaran api. “Kurangnya hujan selama beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim membuat wilayah ini sangat rawan terbakar,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pekerja di lapangan kesulitan membuat zona penahan api karena titik-titik api terus bermunculan akibat angin yang berubah-ubah.
Kebakaran hutan berskala besar bukan hal baru di Israel. Pada 2010, kebakaran di Gunung Karmel menewaskan 44 orang dan menghancurkan sekitar 12.000 hektare lahan.