Kyiv – Rusia melancarkan salah satu serangan paling mematikan sejak awal invasi dengan menembakkan ratusan drone dan puluhan rudal ke wilayah Ukraina pada Selasa (17/6/2025), menghantam puluhan target sipil di Kyiv, termasuk sebuah blok apartemen besar. Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas dan hampir seratus lainnya mengalami luka-luka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut lebih dari 440 drone dan 32 rudal mengarah ke Ukraina dalam serangan semalam. Ia menggambarkan kehancuran di ibu kota sebagai “salah satu yang paling mengerikan” sejak perang dimulai.
“Serangan semacam ini adalah terorisme murni. Dunia—Amerika Serikat dan Eropa—harus bereaksi sebagaimana masyarakat beradab merespons teroris. Putin melakukan ini karena merasa bisa,” ujar Zelenskiy dalam pernyataannya.
Apartemen 9 Lantai Hancur Rata Tanah
Salah satu serangan paling fatal terjadi di distrik Solomianskyi, Kyiv, saat sebuah rudal balistik menghantam blok apartemen sembilan lantai. Sebagian bangunan runtuh menjadi puing-puing.
Petugas penyelamat terus menyisir reruntuhan untuk mencari korban selamat. Api yang berkobar berhasil dipadamkan, dan seorang wanita lansia terlihat dievakuasi menggunakan tandu dari jendela lantai atas dengan bantuan crane.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Ngeri sekali. Lansia, anak-anak… semua penuh luka. Sampai kapan kami, orang biasa, harus tersiksa seperti ini?” kata Viktoriia Vovchenko (57), warga sekitar.
Korban Warga AS Turut Tewas
Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko menyebutkan, dari 15 korban tewas, 14 di antaranya berada di Kyiv dan satu lainnya di Odesa. Seorang pria warga negara Amerika Serikat berusia 62 tahun termasuk di antara yang tewas akibat serpihan rudal.
Serangan juga menyebabkan kerusakan pada sekolah, fasilitas infrastruktur vital, dan permukiman warga di Kyiv, wilayah sekitarnya, serta kota Chernihiv di utara.
Ukraina Balas Serangan dengan Drone
Ukraina juga melakukan serangan balasan dengan meluncurkan drone ke wilayah Rusia, termasuk ke wilayah Moskow. Namun, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, mereka berhasil menembak jatuh 147 drone Ukraina tanpa kerusakan besar di wilayah sipil.
Serangan terbaru ini terjadi di tengah kebuntuan diplomatik. Dua putaran perundingan damai di Istanbul gagal menghasilkan kesepakatan, sementara Rusia terus menekan Ukraina di timur dan membuka front baru di wilayah Sumy, timur laut Ukraina.
Perubahan Sikap AS dan G7
Presiden Zelenskiy menghadiri pertemuan puncak G7 di Kanada untuk menggalang dukungan sanksi tambahan terhadap Rusia dan bantuan militer baru. Namun, rencananya untuk bertemu Presiden AS Donald Trump gagal karena Trump meninggalkan KTT lebih awal menyusul eskalasi konflik di Timur Tengah.
Trump, yang kini lebih condong kepada pendekatan kompromistis terhadap Rusia, menyerukan penghentian perang, tetapi menolak memperketat sanksi terhadap Moskow. Dalam KTT tersebut, ia bahkan menyerukan agar Rusia kembali diundang ke G7, setelah dikeluarkan tahun 2014 akibat pencaplokan Krimea.