Menu

Mode Gelap
Dua Terduga Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap Amerika Serikat Ancam Terbitkan 36 Travel Ban Baru Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Air India Jatuh: Lebih dari 240 Tewas, Satu Penumpang Selamat Ayah Farel Prayoga Ditangkap Polisi karena Judi Online! Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

Internasional

Taiwan Gelar Simulasi Respons terhadap Bencana Besar dan Ancaman Tiongkok

badge-check


					Relawan berpartisipasi dalam latihan pertahanan sipil pertama di bawah komite ketahanan sosial yang baru dibentuk oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te, mensimulasikan bagaimana merespons bencana skala besar seperti tsunami atau serangan terhadap infrastruktur penting di Tainan, Taiwan. Perbesar

Relawan berpartisipasi dalam latihan pertahanan sipil pertama di bawah komite ketahanan sosial yang baru dibentuk oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te, mensimulasikan bagaimana merespons bencana skala besar seperti tsunami atau serangan terhadap infrastruktur penting di Tainan, Taiwan.

Taipei – Presiden Taiwan, Lai Ching-te, pada Kamis (27/3/2025) memimpin latihan pertahanan sipil pertama di bawah komite ketahanan sosial yang baru dibentuknya. Simulasi ini bertujuan untuk merespons bencana berskala besar seperti tsunami atau serangan terhadap infrastruktur kritis.

Latihan yang digelar di Kota Tainan, Taiwan selatan, berada di bawah naungan Whole-of-Society Defence Resilience Committee, sebuah badan yang didirikan tahun lalu untuk menangani bencana alam dan keadaan darurat lainnya, termasuk potensi serangan dari Tiongkok. Beijing hingga kini masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Dalam sambutannya usai menyaksikan jalannya latihan, Lai menegaskan bahwa ini merupakan latihan langsung pertama bagi komite tersebut. Sekitar 1.500 orang terlibat dalam simulasi ini, dan rencananya latihan serupa akan kembali diadakan bulan depan.

“Tujuan utama dari latihan ini adalah membangun ketahanan masyarakat Taiwan dalam menghadapi bencana alam besar atau kecelakaan yang mengakibatkan banyak korban, serta perubahan geopolitik regional. Kita tidak boleh gagal dalam mempersiapkan diri,” ujar Lai.

Lebih lanjut, ia menambahkan, “Seperti pepatah mengatakan, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Kita seharusnya tidak bergantung pada kemungkinan musuh tidak datang, tetapi pada kesiapan kita dalam menghadapinya.”

Lai menegaskan bahwa keamanan Taiwan tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga ketahanan seluruh masyarakat. “Kami berharap bahwa dengan menunjukkan kekuatan ini, baik melalui militer maupun ketahanan masyarakat secara keseluruhan, kita dapat memastikan keamanan Taiwan dan mewujudkan perdamaian melalui kekuatan kita,” tambahnya.

Sementara itu, beberapa saat setelah pernyataan Lai, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa Tiongkok kembali menggelar patroli kesiapan tempur gabungan di sekitar Taiwan. Patroli ini melibatkan 28 jet tempur, drone, serta kapal perang.

Latihan di Tainan tersebut mensimulasikan berbagai skenario, termasuk tsunami akibat gempa bumi besar di lepas pantai dan ledakan di terminal pelabuhan penumpang. Simulasi mencakup evakuasi korban ke pusat triase serta pendirian pos komando tanggap darurat.

Dalam latihan ini, korban luka diletakkan di bawah tenda darurat dan menerima perawatan, sementara petugas mencatat status perawatan, jumlah korban luka, serta korban jiwa di papan besar. Meski militer Taiwan tidak terlibat langsung dalam latihan ini, mereka meminjamkan peralatan seperti ruang operasi darurat serta perlengkapan medis lainnya.

Latihan ini turut dihadiri oleh para diplomat senior dari berbagai negara, termasuk perwakilan de facto dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Polandia, India, Inggris, Singapura, Jepang, Israel, Kanada, dan Australia.

Taiwan, yang terletak di zona patahan aktif, kerap dilanda gempa bumi dan topan. Meskipun demikian, rencana tanggap bencana yang matang membuat jumlah korban jiwa umumnya tetap rendah. Gempa berkekuatan 7,3 magnitudo pada 1999 menjadi salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah Taiwan, menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Brad Lander, Calon Wali Kota New York ditangkap Petugas Imigrasi

18 Juni 2025 - 11:03 WIB

Calon wali kota New York dari Partai Demokrat, Brad Lander, ditangkap petugas imigrasi AS. Gubernur New York turun tangan.

Serangan Besar Rusia Guncang Kyiv, 15 Tewas Ratusan Terluka

18 Juni 2025 - 10:18 WIB

Serangan besar Rusia hantam Kyiv, tewaskan 15 warga termasuk WN AS, ratusan luka. Gedung apartemen hancur.

Hadapi Ancaman China, Taiwan Jalin Kerja Sama dengan Pemasok Drone Ukraina

18 Juni 2025 - 09:12 WIB

Taiwan jalin kerja sama dengan Auterion, pengembang software drone dari AS dan Jerman, untuk perkuat pertahanan dari ancaman China.

Tank Israel Tewaskan 51 Warga Gaza yang Antri Bantuan

18 Juni 2025 - 08:00 WIB

Tank Israel tembak kerumunan warga yang antri bantuan di Gaza selatan. Sedikitnya 51 orang tewas, puluhan luka-luka.

Kronologi Penembakan Politikus Demokrat, Pelaku Nyamar Jadi Polisi

17 Juni 2025 - 12:06 WIB

Penembakan politikus Partai Demokrat di Minnesota tewaskan Melissa Hortman dan suaminya, Senator John Hoffman dan istri terluka parah.
Trending di Internasional