Yangon – Seorang TikToker Myanmar, John Moe The, ditangkap oleh otoritas setempat pada Selasa (22/4/2025) setelah membuat ramalan gempa bumi yang viral di media sosial dan memicu kepanikan di tengah masyarakat. Ramalan tersebut muncul hanya dua pekan setelah gempa besar melanda negara tersebut dan menewaskan ribuan orang.
Menurut Kementerian Informasi Myanmar, John Moe The dituduh menyebarkan pernyataan palsu yang disengaja untuk menimbulkan kepanikan publik. Dalam video TikTok yang diunggah pada 9 April lalu, ia memperingatkan bahwa gempa akan “mengguncang setiap kota di Myanmar” pada 21 April. Video itu telah ditonton lebih dari tiga juta kali sebelum akunnya dinonaktifkan.
“Orang-orang harus membawa barang-barang penting dan menjauh dari bangunan saat terjadi guncangan,” katanya dalam video tersebut. Dalam keterangannya, ia juga meminta masyarakat untuk tidak berada di gedung tinggi pada siang hari.
Ramalan tersebut membuat sebagian warga panik. Seorang warga Yangon menyatakan bahwa banyak tetangganya memilih tidur di luar rumah karena khawatir dengan prediksi itu.
John Moe The dikenal di media sosial karena konten ramalan berbasis astrologi dan pembacaan garis tangan. Akun TikTok-nya memiliki lebih dari 300.000 pengikut sebelum dihapus.
Penangkapannya dilakukan dalam sebuah penggerebekan di kediamannya di Sagaing. Wilayah itu terdampak parah oleh gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada 28 Maret lalu. Gempa tersebut menewaskan sekitar 3.500 orang, merusak ribuan bangunan, termasuk sejumlah kuil kuno, dan bahkan terasa hingga Bangkok, Thailand.
Para ahli seismologi menegaskan bahwa gempa bumi tidak bisa diprediksi secara akurat. Kompleksitas dan keragaman faktor geologis yang terlibat membuat prediksi semacam itu tidak ilmiah dan berisiko menimbulkan kepanikan yang tidak perlu di tengah masyarakat.
Gempa besar pada Maret lalu bahkan membuat junta militer Myanmar mengeluarkan permintaan langka untuk bantuan internasional — sebuah langkah yang jarang diambil dalam situasi krisis.