Geneva – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa pertemuan antara AS dan China di Swiss pada Sabtu (10/5/2025) berjalan sangat baik, menyebutnya sebagai “reset total” dalam hubungan kedua negara yang selama ini diliputi ketegangan dagang.
“Pertemuan yang sangat baik hari ini dengan China, di Swiss. Banyak hal dibahas, banyak disepakati,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya. Ia menambahkan bahwa pertemuan berlangsung dalam suasana yang “bersahabat, tetapi konstruktif”.
Trump juga menekankan harapannya agar China membuka diri bagi bisnis Amerika Serikat. “Kemajuan BESAR TELAH DICAPAI!!!” ujarnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pertemuan Pertama Sejak Perang Tarif Meluas
Pembicaraan yang berlangsung di kota diplomatik Geneva ini merupakan pertemuan langsung pertama antara kedua negara sejak hubungan dagang memburuk awal tahun ini. Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer selama delapan jam di kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB.
Meski pertemuan telah berakhir pada Sabtu malam waktu setempat, belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak mengenai substansi diskusi ataupun sinyal konkret mengenai pengurangan tarif.
Pertemuan dijadwalkan akan berlanjut pada Minggu (11/5/2025).

Mobil yang ditumpangi Menteri Keuangan AS tampak meninggalkan sebuah rumah tempat pertemuan antara delegasi China dan AS di Jenewa, Swiss. Hari Minggu, 10 Mei 2025.
Perang Dagang dan Kekhawatiran Global
Sejak Trump kembali menjabat Januari lalu, ia telah menaikkan tarif atas barang-barang asal China hingga 145%. Kebijakan ini didasarkan pada alasan praktik dagang yang tidak adil serta kegagalan China dalam mengekang ekspor bahan kimia untuk produksi fentanyl, obat sintetik mematikan yang merajalela di AS.
China merespons dengan tarif balasan hingga 125% dan menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan asing.
Ketegangan tersebut telah membawa hampir US$600 miliar nilai perdagangan tahunan antara dua ekonomi terbesar dunia itu nyaris terhenti. Serta memicu kekhawatiran akan pelemahan ekonomi global yang lebih luas.
Lokasi Pertemuan Rahasia AS dan China di Swiss
Lokasi pertemuan dijaga ketat dan tidak diumumkan secara resmi. Namun, saksi mata melaporkan keberadaan delegasi kedua negara di sebuah vila mewah milik Duta Besar Swiss di kawasan Cologny yang menghadap Danau Geneva.
Pemerintah Swiss, melalui Menteri Ekonomi Guy Parmelin, mengaku senang dapat memfasilitasi pertemuan. “Fakta bahwa pembicaraan ini terjadi saja sudah merupakan keberhasilan. Jika muncul peta jalan dan mereka sepakat melanjutkan, itu akan menurunkan ketegangan,” katanya.
Parmelin menambahkan bahwa pembicaraan dapat berlanjut hingga Senin jika diperlukan.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Kedua negara memiliki tuntutan berbeda. Washington ingin memangkas defisit perdagangan barang sebesar US$295 miliar dan mendorong China mengubah model ekonomi menjadi lebih konsumtif. Sementara itu, Beijing menuntut kejelasan mengenai permintaan AS dan perlakuan yang setara di panggung global.
Kantor berita resmi China, Xinhua, dalam komentarnya menyebut penggunaan tarif secara “sembrono” oleh AS telah mengganggu tatanan ekonomi global. Meski begitu, Xinhua menilai pertemuan di Swiss adalah langkah positif dan perlu untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
“Entah jalan ke depan adalah negosiasi atau konfrontasi, satu hal yang pasti: tekad China untuk menjaga kepentingan pembangunannya tidak tergoyahkan,” tulis Xinhua.
Dengan ekspektasi terobosan yang rendah dan ketidakpercayaan yang tinggi, kalangan analis memandang setiap langkah kecil ke arah kompromi akan menjadi sinyal positif bagi pasar global.