Kyiv – Kementerian Kebijakan Agraria Ukraina menandatangani perjanjian penting dengan Republik Rakyat Tiongkok untuk memperluas ekspor produk pertanian Ukraina ke pasar Tiongkok. Perjanjian ini mencakup persyaratan veteriner, sanitasi, dan fitosanitasi untuk pasokan produk-produk seperti kacang polong dan produk perikanan liar ke pasar Tiongkok.
Menteri Kebijakan Agraria dan Pangan Ukraina, Vitalii Koval, menekankan pentingnya perjanjian ini bagi para eksportir Ukraina, dengan mengatakan bahwa Tiongkok adalah salah satu importir produk pertanian terbesar di dunia.
Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan devisa dan memperkuat posisi Ukraina sebagai pemasok produk pertanian berkualitas di pasar internasional.
Dampak Terhadap Perang dengan Rusia
Perjanjian ini memiliki dampak signifikan terhadap perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Dengan memperluas pasar ekspor pertanian ke Tiongkok, Ukraina dapat meningkatkan pendapatan devisa yang sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya pertahanan dan pemulihan ekonomi di tengah konflik. Pendapatan tambahan ini dapat digunakan untuk memperkuat pertahanan udara, membeli peralatan militer, dan mendukung kebutuhan logistik pasukan Ukraina.
Selain itu, perjanjian ini juga mengirimkan sinyal kuat kepada Rusia bahwa Ukraina memiliki dukungan internasional yang kuat, terutama dari negara besar seperti Tiongkok. Hal ini dapat meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Rusia dan memperkuat posisi Ukraina dalam negosiasi internasional.
Namun, perjanjian ini juga dapat memicu ketegangan lebih lanjut dengan Rusia, yang mungkin melihat langkah ini sebagai ancaman terhadap kepentingan ekonominya. Rusia telah lama menggunakan sektor pertanian sebagai alat kekuatan lunak untuk mempengaruhi negara-negara lain, dan perjanjian ini dapat mengurangi pengaruh tersebut.
Secara keseluruhan, perjanjian ekspor pertanian antara Ukraina dan Tiongkok diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi Ukraina dan memperkuat posisinya dalam menghadapi agresi Rusia. Namun, dampak jangka panjangnya terhadap dinamika konflik masih harus dilihat.