Ho Chi Minh City – Vietnam mengadakan sebuah parade militer besar-besaran dan atraksi udara di Ho Chi Minh City pada Rabu (30/4/2025) sebagai peringatan 50 tahun jatuhnya Saigon yang menandakan berakhirnya Perang Vietnam. Perayaan ini menandai lima dekade sejak jatuhnya Saigon pada 30 April 1975, sebuah momen bersejarah yang menandai berakhirnya konflik panjang yang telah menewaskan jutaan jiwa.
Acara peringatan digelar megah di jalan-jalan utama Ho Chi Minh City, yang dulunya merupakan ibu kota Vietnam Selatan, bernama Saigon. Sekitar 13.000 personel militer, polisi, dan pasukan keamanan lainnya turut ambil bagian dalam parade yang disertai aksi udara oleh jet tempur buatan Rusia dan helikopter militer.

Jalan-jalan di kota Ho Chi Min dipenuhi billboard perayaan 50 tahun jatuhnya Saigon.
“Ini adalah kemenangan keadilan atas tirani,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam sekaligus pemimpin tertinggi negara, To Lam, dalam pidato peringatan. Ia mengutip salah satu moto ikonik Ho Chi Minh: “Vietnam adalah satu, rakyat Vietnam adalah satu. Sungai bisa mengering, gunung bisa terkikis, tapi kebenaran itu tidak akan pernah berubah.”
Pada 1975, dua tahun setelah Amerika Serikat menarik pasukan tempurnya dari Vietnam, pasukan Vietnam Utara memasuki Saigon hampir tanpa perlawanan. “Pasukan Komunis masuk ke ibu kota Vietnam Selatan nyaris tanpa pertempuran, disambut lega oleh warga yang khawatir akan terjadi pertempuran terakhir yang berdarah,” tulis koresponden Reuters saat itu.

Helikopter AS digunakan dalam proses evakuasi dari atap Kedubes AS di Saigon
Gambaran kemenangan tersebut masih membekas dalam memori global, terutama saat helikopter AS mengevakuasi 7.000 orang dari atap Kedutaan Besar AS. Evakuasi terakhir berlangsung pada pukul 07.53 pagi, membawa keluar pasukan Marinir AS terakhir dari Saigon.
Setahun kemudian, pada 1976, Vietnam secara resmi bersatu kembali setelah terpecah sejak berakhirnya penjajahan Prancis pada 1954.
Hubungan Internasional
Sejak normalisasi hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pada 1995, Vietnam terus memperkuat kemitraan strategis dengan negara-negara besar. Hubungan tersebut semakin erat setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Hanoi pada 2023.
Namun, dinamika hubungan ini kembali diuji setelah Presiden Trump menjatuhkan tarif sebesar 46 persen terhadap ekspor Vietnam pada April lalu. Kebijakan tersebut saat ini masih ditangguhkan hingga Juli, sementara negosiasi terus berlangsung.
Di sisi lain, Vietnam tetap menjaga hubungan dekat dengan Rusia, yang menjadi pemasok utama persenjataan militer. Hubungan yang semakin erat juga terjalin dengan Tiongkok, meskipun kedua negara masih bersengketa di kawasan Laut China Selatan.
Sebagai simbol penguatan hubungan bilateral, Kementerian Pertahanan Vietnam mengundang tentara Tiongkok untuk turut serta dalam parade peringatan jatuhnya Saigon ini.
Sebanyak 118 tentara Tiongkok turut berbaris di jalanan Ho Chi Minh City, sebagai bentuk dukungan internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Vietnam.