Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Israel dan Iran Saling Balas Serangan Udara, Trump Desak Warga Tinggalkan Teheran

badge-check


					Depo minyak Sharan yang berasap setelah terkena serangan udara Israel di Teheran, Iran, pada 16 Juni 2025. (foto: WANA/Majid Asgaripour) Perbesar

Depo minyak Sharan yang berasap setelah terkena serangan udara Israel di Teheran, Iran, pada 16 Juni 2025. (foto: WANA/Majid Asgaripour)

Tel Aviv – Konflik antara Israel dan Iran terus memanas hingga hari kelima berturut-turut pada Selasa. Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta warga sipil Iran segera mengungsi dari Teheran, setelah menyatakan Iran menolak kesepakatan pengendalian program nuklir.

Trump meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Kanada sehari lebih awal karena situasi yang memburuk di Timur Tengah. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden AS itu akan segera menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai kepulangan dini Trump sebagai langkah positif demi mendorong kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel.

“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang sudah saya tawarkan. Sungguh memalukan dan sia-sia dalam hal nyawa manusia. Saya tegaskan, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR!” tulis Trump di Truth Social. “Semua orang harus segera tinggalkan Teheran!”

Israel Iran Saling Kirim Rudal, Korban Mayoritas Warga Sipil

Tak lama setelah pernyataan tersebut, media Iran melaporkan adanya ledakan dan tembakan sistem pertahanan udara di Teheran pada Selasa dini hari. Sistem pertahanan juga diaktifkan di Natanz, yang berjarak sekitar 320 km dari ibu kota dan menjadi lokasi fasilitas nuklir utama Iran.

Sementara itu di Israel, sirene serangan udara meraung di Tel Aviv selepas tengah malam. Sebuah ledakan terdengar saat rudal Iran kembali menghantam wilayah tersebut.

Otoritas Iran menyebutkan bahwa total korban jiwa akibat serangan selama lima hari terakhir mencapai 224 orang, sebagian besar warga sipil. Di sisi lain, Israel mencatat 24 warga sipil tewas dan hampir 3.000 orang dievakuasi karena kerusakan akibat serangan Iran.

Menurut sumber Reuters, Iran telah meminta bantuan Oman, Qatar, dan Arab Saudi untuk membujuk Trump agar menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima gencatan senjata. Sebagai imbalannya, Iran menyatakan bersedia menunjukkan fleksibilitas dalam perundingan nuklir.

“Jika Presiden Trump sungguh menginginkan diplomasi dan menghentikan perang ini, maka langkah selanjutnya sangat menentukan,” tulis Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi di platform X. “Israel harus menghentikan agresinya. Tanpa penghentian total serangan, kami akan terus merespons.”

Netanyahu menyampaikan bahwa Israel tetap berkomitmen untuk mengakhiri ancaman dari program nuklir dan rudal balistik Iran. “Jika ini bisa dicapai dengan cara lain—bagus. Tapi kami sudah memberi kesempatan 60 hari,” ujarnya.

Trump sendiri menyebut bahwa Iran telah melewatkan tenggat waktu 60 hari untuk mencapai kesepakatan penghentian pengayaan uranium. Kini, menurutnya, peluang diplomatik sangat kecil kecuali Iran bersedia tunduk pada tuntutan AS.

Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen di pasar Asia pada Selasa pagi, menyusul seruan evakuasi dari Trump dan laporan bahwa Iran ingin mengakhiri pertempuran.

Serangan Memuncak pada Senin

Kedutaan Besar Tiongkok di Israel mengimbau seluruh warganya untuk segera meninggalkan negara itu melalui jalur darat, menyusul meningkatnya eskalasi konflik dan penutupan wilayah udara Israel.

Pada Senin, konflik udara mencapai puncaknya setelah Israel menyerang lembaga penyiaran milik negara Iran dan fasilitas pengayaan uranium. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan bahwa fasilitas Natanz mengalami kerusakan besar dan sekitar 15.000 sentrifugal hancur. Sementara itu, fasilitas nuklir Fordow dilaporkan tetap utuh.

Rencana perundingan antara AS dan Iran yang semula dijadwalkan berlangsung di Oman pada 15 Juni dibatalkan. Teheran menyatakan tak mungkin bernegosiasi di bawah tekanan militer.

Israel meluncurkan serangan mendadak yang menewaskan hampir seluruh komando militer tertinggi Iran serta sejumlah ilmuwan nuklir terkemuka. Kini, Israel mengklaim menguasai wilayah udara Iran dan berencana meningkatkan intensitas serangan.

“Seperti yang selalu saya katakan, saya yakin kesepakatan akan tercapai, atau sesuatu akan terjadi. Tapi saya yakin kesepakatan akan ditandatangani. Iran bodoh jika menolaknya,” ujar Trump di sela-sela KTT G7 di Kanada.

Namun, seorang pejabat AS menyatakan Trump menolak menandatangani rancangan pernyataan bersama para pemimpin G7. Draf tersebut berisi seruan penghentian konflik dan penegasan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, serta mendukung hak Israel untuk membela diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional