Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

News

Kejagung: Tidak Ada DPO dalam Kasus Korupsi Chromebook

badge-check


					Kejagung: Tidak Ada DPO dalam Kasus Korupsi Chromebook Perbesar

Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan belum ada penetapan Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Belum ada, belum,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, saat ditemui di Gedung Kejagung, Selasa (3/6/2025).

Penegasan ini disampaikan menyusul munculnya spekulasi terkait status hukum mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam perkara tersebut. Harli menekankan bahwa hingga kini, Nadiem bukan buronan Kejagung dan belum pernah dilakukan penggeledahan di kediamannya.

“Penyidik belum menjadwalkan pemeriksaan atau penggeledahan terhadap yang bersangkutan,” ujarnya.

Tiga Staf Khusus Digeledah

Rumor soal keterlibatan Nadiem mencuat setelah Kejagung menggeledah rumah dan apartemen milik tiga mantan staf khususnya pada 21 dan 23 Mei 2025 lalu. Ketiga orang tersebut adalah Jurist Tan, Fiona Handayani, serta Ibrahim yang juga merupakan staf ahli teknis di Kemendikbudristek.

Dari hasil penggeledahan itu, penyidik menyita sejumlah barang elektronik dan dokumen yang kini sedang dianalisis lebih lanjut sebagai bagian dari proses penyidikan.

Dugaan Pemufakatan Jahat dalam Pemilihan Chromebook

Kejagung sebelumnya mengungkapkan adanya dugaan pemufakatan jahat dalam proses pengadaan laptop berbasis Chromebook pada tahun anggaran 2019–2022. Pemilihan Chromebook dinilai tidak sejalan dengan hasil uji teknis yang dilakukan sebelumnya.

“Tim teknis menyatakan Chromebook tidak cocok untuk wilayah dengan keterbatasan infrastruktur internet. Namun tetap diarahkan agar spesifikasinya mengarah ke Chromebook,” kata Harli.

Penyidik menduga terjadi perubahan dalam kajian teknis agar merekomendasikan Chromebook, dengan mengesampingkan opsi laptop berbasis Windows yang dinilai lebih sesuai dengan kondisi lapangan.

Belum Ada Tersangka Baru

Meskipun penyidikan telah memasuki tahap khusus, Kejagung belum menetapkan tersangka baru dalam kasus ini. Status Nadiem Makarim, menurut Harli, juga belum berubah.

“Belum,” ujarnya singkat saat ditanya soal kemungkinan penetapan tersangka terhadap mantan Mendikbudristek itu.

Namun demikian, Kejagung tidak menutup kemungkinan untuk memanggil atau memeriksa Nadiem di kemudian hari jika dianggap diperlukan.

“Tergantung kebutuhan penyidik, pihak mana pun bisa saja dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan,” ujar Harli, Selasa (27/5/2025).

Menurut Harli, penyidikan akan terus berlanjut untuk mendalami peran masing-masing pihak dalam proses pengadaan, termasuk siapa yang memberi arahan teknis dan merekomendasikan spesifikasi laptop.

“Mari kita beri ruang kepada penyidik untuk mendalami peran para saksi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Dirjen Pesantren, Babak Baru Perhatian Negara untuk Dunia Santri

24 Oktober 2025 - 09:27 WIB

Pesantren Menyapa Dunia Digital: Kolaborasi Ilmu, Teknologi, dan Akhlak

22 Oktober 2025 - 15:08 WIB

Lomba FASI Banyuwangi 2025 Resmi Dibuka, Ratusan Siswa SD Ikuti MTQ dan Pildacil

16 Oktober 2025 - 12:38 WIB

Ratusan siswa SD dari berbagai kecamatan di Banyuwangi ikut Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) 2025 di GOR dan SMPN 1 Giri Banyuwangi.

TP PKK Rogojampi Gelar Sosialisasi Dampak Nikah Siri di Desa Gladag

8 Oktober 2025 - 12:44 WIB

Kejagung Ajukan Pencabutan Paspor Riza Chalid dan Jurist Tan

3 Oktober 2025 - 18:08 WIB

Kejagung resmi cabut paspor Riza Chalid dan Jurist Tan. Keduanya kini stateless dan ruang geraknya dipersempit untuk dipulangkan ke Indonesia.
Trending di News