Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Pakar PBB Desak Perusahaan Hentikan Bisnis dengan Israel

badge-check


					Francesca Albanese. (foto: AFP/Fabrice Coffrini) Perbesar

Francesca Albanese. (foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Jenewa – Seorang pakar hak asasi manusia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada puluhan perusahaan multinasional agar segera menghentikan bisnis mereka dengan Israel. Ia memperingatkan bahwa keterlibatan mereka berisiko membuat mereka ikut andil dalam kejahatan perang yang tengah berlangsung di Gaza dan Tepi Barat.

Francesca Albanese menyampaikan laporannya kepada Dewan HAM PBB pada Kamis (3/7/2025).  Dalam laporannya, ia menggambarkan adanya “ekonomi genosida”, di mana konflik Palestina menjadi ajang uji coba—tanpa pertanggungjawaban atau pengawasan—untuk senjata dan teknologi baru.

“Israel sedang melakukan salah satu genosida paling kejam dalam sejarah modern,” tegas Albanese. Ia juga menegaskan bahwa bisnis internasional yang turut mendukung operasi militer Israel di Gaza bisa dianggap ikut berkontribusi dalam aksi kejahatan tersebut.

Daftar Perusahaan yang Terlibat

Laporan Albanese menyebut nama-nama perusahaan besar, seperti produsen senjata Lockheed Martin yang menjual senjata ke Israel. Perusahaan teknologi seperti Alphabet (induk Google), IBM, Microsoft, dan Amazon karena menyediakan teknologi yang memungkinkan Israel melacak dan menargetkan warga Palestina.

Ia juga mencantumkan perusahaan seperti Caterpillar, Hyundai, dan Volvo, yang telah memasok kendaraan berat untuk menghancurkan rumah dan meratakan pemukiman.

Albanese juga mengklaim bank BNP Paribas dan Barclays telah menjamin obligasi negara Israel sepanjang konflik tersebut.

Beberapa perusahaan menanggapi tuduhan tersebut. Lockheed Martin menyatakan bahwa penjualan militer dilakukan antar pemerintah dan sebaiknya ditanyakan langsung ke Pemerintah AS. Volvo menolak klaim Albanese dengan menyebut bahwa informasi dalam laporan tersebut tidak akurat, dan menegaskan komitmennya terhadap HAM.

Lebih jauh, laporan itu menyebut bahwa bisnis dengan Israel sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan tersebut, serta turut membantu Israel melanjutkan perang. Albanese menyatakan bahwa semua perusahaan tersebut harus segera menghentikan kerja sama dengan Israel.

Tiru Perlawanan Era Apartheid

Dengan menyebut nama-nama perusahaan ternama, Albanese tampaknya ingin meniru strategi global yang pernah digunakan untuk menekan rezim apartheid di Afrika Selatan. Strategi tersebut dilakukan melalui tekanan ekonomi dan disinvestasi massal.

Meski laporan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum, dampaknya bisa signifikan di tingkat opini publik dan pasar konsumen global. Apalagi, tuduhan keterlibatan dalam potensi genosida menjadi sorotan serius yang bisa berdampak hukum.

Laporan Albanese juga mendefinisikan soal “komplikasi dalam genosida”. Menurut definisi, keterlibatan dapat terjadi ketika suatu entitas melakukan tindakan yang hasilnya berkontribusi pada genosida, meski tanpa niat untuk melakukannya. Mahkamah Internasional kini juga tengah memeriksa kasus serupa atas gugatan dari Afrika Selatan terhadap Israel.

Reaksi Terpecah

Israel menolak laporan tersebut sebagai “tak berdasar, fitnah, dan penyalahgunaan jabatan.” Pemerintah Israel juga menuding Francesca Albanese bersikap bias dan antisemit.

Meski begitu, sebagian besar negara anggota PBB dari kawasan Afrika, Asia, dan Timur Tengah menyambut positif laporan tersebut. Mereka mendukung seruan untuk disinvestasi dan menganggap genosida memang sedang berlangsung. Beberapa negara Eropa juga mengkritik pemblokiran bantuan ke Gaza dan menekankan kewajiban Israel untuk memastikan keselamatan warga Palestina.

Sementara itu, Amerika Serikat, sekutu utama Israel, keluar dari Dewan HAM PBB sejak masa kepresidenan Donald Trump. Pemerintah AS menyebut laporan Albanese sebagai “kampanye politik dan ekonomi yang tak dapat diterima terhadap perekonomian Amerika dan global.”

Meskipun pemerintah AS tampaknya tidak akan mengubah kebijakannya, tekanan terhadap perusahaan-perusahaan AS yang tercantum dalam laporan ini bisa meningkat. Tekanan tersebut terutama datang dari konsumen dan pemerintah di negara-negara lain tempat perusahaan-perusahaan itu beroperasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional